BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Avertebrata
air adalah organisme atau hewan yang tidak bertulang belakang baik yang seluruh
atau sebaigian siklus hidupnya berada dalam air. Hewan avertebrata dalam air dapat berfungsi
baik sebagai makanan, parasit, pemangsa maupun sebagai kompetitor. Hewan avartebrata
terbagi atas beberapa phylum yaitu molusca, echinodemata, arthopoda dan
lain-lain. Dan kali ini kita akan
membahas tentang vilum echinodermata.
1.
Phylum
Echinodermata
Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di
wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial.
Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya
teripang / tripang / ketimun laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir,
bintang laut, lilia laut. Hewan Echinodermata adalah komponen komunitas bentik
di lamun yang lebih menarik dan lebih memiliki nilai ekonomi. Lima kelas
echinodermata ditemukan pada ekosistem lamun di Indonesia. Dibawah ini urutan
Echinodermata secara ekonomi : 1. Holothuroidea (timun laut atau teripang); 2.
Echinoidea (bulu babi); 3. Asteroidea (Bintang laut); 4. Ophiuroidea (Bintang
Laut Ular); 5. Crinoidea .Dari lima kelas yang ada, Echinoidea adalah kelompok
yang paling penting di ekosistem lamun karibia, karena mereka adalah kelompok
pemakan yang utama (Lawrance 1975, Greenway 1976).
2. Phylum Mollusca
Moluska adalah salah satu kelompok
makroinvertebrata yang paling banyak diketahui berasosiasi dengan lamun di
Indonesia, dan mungkin yang paling banyak dieksploitasi. Sejumlah studi tentang
moluska di daerah subtropik telah menunjukkan bahwa moluska merupakan komponen
yang paling penting bagi ekosistem lamun, baik pada hubungannya dengan biomasa
dan perannya pada aliran energi pada sistem lamun (Watson et al. 1984).
3. Phylum Crustacea
Krustasea
yang berasosiasi dengan lamun merupakan komponen penting dari jaring makanan di
lamun. Bentuk krustase infaunal maupun epifunal berhubungan erat dengan
produsen primer dan berada pada tingkatan trofik yang lebih tinggi, karena
selama masa juvenil dan dewasa mereka merupakan sumber makanan utama bagi
berbagai ikan dan invertebrata yang berasosiasi dengan lamun. Studi analisis
gut terbaru dari ikan yang berasosiasi dengan lamun di pesisir selatan Lombok
(Pristiwadi 1994), mendemonstrasikan bahwa krustase merupakan sumber makanan
dominan.
Echinodermata
berasal dari bahasa Yunani, Echinus berarti duri dan Derma berarti kulit. Jadi
hewan echinodermata berarti hewan yang mempunyai kulit berduri. Echinonermata
adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan
lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata
sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang / ketimun laut, bulu
babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut. Hewan Echinodermata
adalah komponen komunitas bentik di lamun yang lebih menarik dan lebih memiliki
nilai ekonomi. Lima kelas echinodermata ditemukan pada ekosistem lamun di
Indonesia. Dibawah ini urutan Echinodermata secara ekonomi :
1. Holothuroidea
(timun laut atau teripang)
2. Echinoidea (bulu babi)
3. Asteroidea (Bintang laut)
4. Ophiuroidea (Bintang Laut Ular)
5. Crinoidea .
Dari lima kelas yang
ada, Echinoidea adalah kelompok yang paling penting di ekosistem lamun karibia,
karena mereka adalah kelompok pemakan yang utama (Lawrance 1975, Greenway
1976).
Kelas
yang penting dalam phylum Echinodermata yaitu kelas Holothuroidea, Echinoidea
dan Asteroidea. Terutama kelas Holothuroidea yang dapat dikonsumsi dan
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Telur Echinoidea dan Asteroidea juga
dapat dikonsumsi. Kerugian yang ditimbulkan oleh Asteroidea adalah dapat merugikan
bagi peternakan tiram, karena Asteroidea memakan Pelecypoda (Nontji, 2005).
Phylum Echinodermata tergolong celomata dan berstruktur jauh lebih
tinggi dari pada hewan radial lainnya. Disamping itu phylum echinodermata ini
juga mempunyai duri dan memiliki system coelomic canals yang khas dengan
penjuluran kepermukaan tubunya. Echinodermata merupakan satu-satunya phylum
dalam dunia hewan dimana anggotanya tidak ada yang hidup sebagai parasit.
Beberapa sebagai komensalis atau merupakan inang bagi berbagai jenis binatang,
atau merupakan tempat berlindung (Suwignyo, 2005).
B.
Tujuan
dan Kegunaan
a.
Tujuannya yaitu untuk mangatahui habitat hewan-hewan
avertebrata khususnya phylum echinodermata yang terdapat di perairan pulau Sanrobengi.
b. Kegunaan
yaitu supaya kita dapat mengetahui habitat hewan-hewan avertebrata khususnya phylum echinodermata
yang terdapat di perairan pulau Sanrobengi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Klasifikasi
a. Kalasifikasi
Bintang Laut (Protoreaster nodosus)
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : Plasterpodea
Family : Protoredae
Genus : Protoreaster
Spesies : Protoreaster nodosus
Ordo : Plasterpodea
Family : Protoredae
Genus : Protoreaster
Spesies : Protoreaster nodosus
b. Klasifikasi
Bulu Babi (Deadema setosum)
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Echinoidae
Ordo : Camiodonia
Family : Echinoiceae
Genus : Deadema
Spesies : Deadema setosum
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Echinoidae
Ordo : Camiodonia
Family : Echinoiceae
Genus : Deadema
Spesies : Deadema setosum
c. Klasifikasi
Teripang (Holothuria scabra)
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Holothuridae
Ordo : Aspidochitida
Family : Aspidochitidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria scabra
(Romimohtarto dan Juwana, 2001. 2009 ).
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Holothuridae
Ordo : Aspidochitida
Family : Aspidochitidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria scabra
(Romimohtarto dan Juwana, 2001. 2009 ).
B.
Morfologi
dan Anatomi
Tubuh Echinodermata tidak bersegment
atau beruas-ruas. Pada waktu larva, simetri tubuhnya bilateral, tetapi setelah
dewasa simetrinya radial. Hewan ini mempunyai kaki ambulakral (kaki buluh),
tidak berkepala, dan tidak mempunyai otak, epidermisnya halus dan diperkuat
oleh kepingan kapur yang disebut laminae (Ossikula). Epidermis ini mudah
digerakan dengan pola tetap , tetapi ada pula yang tidak mudah digerakan.
Epidermis dilengkapi dengan tonjolan duri-duri halus dari kapur. Mesodermis
mengandung eksoskeleton yang dapat digerakan dan terikat lempengan kalkareus
yang biasanya terdapat duri-duri ( Pratiwi, 2004).
Mulut
terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di
permukaan atas (permukaan aboral). Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat
pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula
madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam
menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin (Pustekom,
2005)
Bulu
babi mempunyai Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral
dilengkapi dengan 5 buah gigi sebagai alat untuk mengambil makanan. Hewan ini
memakan bermacam-macam makanan laut, misalnya hewan lain yang telah mati, atau
organisme kecil lainnya. Alat pengambil makanan digerakkan oleh otot yang
disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin
terdapat di permukaan atas. Echinoidea mempunyai daya regenerasi khusus, yaitu
bila bagian tubuh rusk akan segera diperbaiki (Kurnia, 2006).
Bintang
ular jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini
juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan
jenis ini sering disebut bintang ular laut (O. brevispinum). Mulut dan
madreporitnya terdapat di permukaan oral. Hewan ini tidak mempunyai anus,
sehingga sisa makanan atau kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan
melalui mulutnya. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam. Biasanya
bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di
lumpur/pasir. Ia sangat aktif di malam hari. Makanannya adalah udang, kerang
atau serpihan organisme lain (sampah) (Maryati, 2004).
Teripang
kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis Echinodermata.
Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang.
Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel,
lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur
di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung
posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang
sebanyak 10 sampai 30 buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian
oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral
digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan
pernafasan. Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau
mengubur diri di dalam lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya diperlihatkan.
Memiliki banyak endoskeleton yang tereduksi. Tubuhnya juga memanjang tertutup
oleh kulit yang berkutila dan tidak bersilia dibawah kulit terdapat dermis yang
mengandung osikula, selapis otot melingkar, dan 5 otot ganda yang memanjang.
Dengan adanya lengan otot ini, timun laut dapat bergerak memanjang memendek seperti
cacing (Suwignyo, 2005).
C.
Habitat dan Penyebaran
Echinodermata sangat umum dijumpai
di daerah pantai terutama di daerah terumbu karang kemudian juga di daerah
pantai berbatu yang berlumpur. Di Indonesia Echinodermata terdapat dikawasan
Indofasifik barat dan sekitarya yakni teripang sebanyak kurang lebih 141 jenis,
bulu babi 84 jenis, dan lili laut sebanyak 92 buah. Echinodermata dapat hidup
di laut dalam, bahkan di palung laut dan juga ada di pantai (Nontji, 2005).
Habitat yang dihuni bintang laut adalah daerah pantai atau dasar laut yang tidak terlalu dalam. Ophioroidea hidup di laut yang dalam. Biasanya bersembunyi dibawah batu karang, rumput laut, di pasir, atau lumpur. Hewan ini aktif pada malam hari. Landak laut biasanya hidup di daerah pantai, diatas batu karang, diatas batu karang, di dasar laut, di dalam rumpur, atau di sumur-sumuran daerah pantai, bahkan ada juga yang hidup di muara sungai dengan membenamkan diri di tanah liat atau di bawah karang. Kelas holothuroidea hidup di laut, yaitu di dasar laut dengan cara bersembunyi di lumpur/pasir (Pratiwi, 2004).
Habitat yang dihuni bintang laut adalah daerah pantai atau dasar laut yang tidak terlalu dalam. Ophioroidea hidup di laut yang dalam. Biasanya bersembunyi dibawah batu karang, rumput laut, di pasir, atau lumpur. Hewan ini aktif pada malam hari. Landak laut biasanya hidup di daerah pantai, diatas batu karang, diatas batu karang, di dasar laut, di dalam rumpur, atau di sumur-sumuran daerah pantai, bahkan ada juga yang hidup di muara sungai dengan membenamkan diri di tanah liat atau di bawah karang. Kelas holothuroidea hidup di laut, yaitu di dasar laut dengan cara bersembunyi di lumpur/pasir (Pratiwi, 2004).
D.
Reproduksi dan Daur hidup
Bintang laut bersifat diesis. Alat
reproduksinya bercabang-cabang dan terletak disetiap lengan. Alat reproduksi
betina menghasilkan banyak telur (sekitar 2,5 juta setiap 2 jam), sedangkan
yang jantan menghasilkan spermatozoa yang lebih banyak dari pada ovum.
Fertilisasi terjadi di air, selanjutanya akan dihasilkan larva bipinaria.
Ophiuroidea mempunyai jenis kelamin yang terpisah. Hewan ini melepaskan sel
kelamin ke air dan hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis
yang lengannya bersilia disebut pluteus. Pluteus kemudian mengalami
metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi bintang
ular. Echinoidea memiliki 4 sampai 5 gonad yang terletak di daerah permukaan
aboral. Dari gonad terdapat saluran ke lubang genital. Sesudah terjadi
fertilisasi di air, maka hasil fertilisasi akan tubuh menjadi larva. Pada
Holothuroidea umumnya alat reproduksi terpisah, kecuali beberapa jenis, ada
yang hermafrodit. Sel telur maupun sperma dikeluarkan ke air laut, dan
selanjutnya terjadi fertilisasi yang menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi
larva aurikularia (Pratiwi, 2004).
E.
Makanan dan Kebiasaan Makan
Makanan Echinodermata biasanya
adalah hewan-hewan mati (bangkai), zat buang (kotoran fase), dan organisme
lainnya. Pada kelas asteroidea makanan terdiri atas sebangsa siput (keong),
bangsa udang, cacing, biasanya menggunakan lengannya. Kelas Ophiuroidea
makanannya berupaudang-udangan, mollusca, sampah, dan sisa organisme lain
(Nontji, 2005).
F.
Nilai Ekonomis
Salah satu komoditas perikanan yang
mempunyai prospek cukup baik dan bernilai ekonomis tinggi, baik pasar lokal
maupun internasional. Sebagai salah satu sumber daya hayati perairan pantai,
teripang mengandung nutrisi yang sngat tinggi. Dari hasil penelitian kandungan
bahan yang menyusun teripang dalam kondisi kering adalah protein 82 %, lemak
1,7 %, kadar air 8,9 %, kadar abu 8,6 % dan karbohidrat 4,8 % (Sartika, 2002).
Beberapa jenis holothuroidea
diperdagangkan sebagai teripang kering atau kerupuk teripang dan menjadi
komoditi ekspor. Hongkong merupakan pusat perdagangan teripang dunia. Negara
pengekspor utama teripang ke hongkong merupakan Fhilipina, Indonesia dan
Jepang. Dari 1200 spesies holothuroidea, hanya 12 spesies yang diperdagangkan
sebagai teripang kering. Di balik wajah dan namanya yang seram, bagi masyarakat
Jepang sebagai masyarakat penggemar hasil-hasil laut, produk bulu babi berupa
telur (gonad) sangat digemari. Bila kita masuk ke warung-warung sushi, produk
bulu babi berupa telur, yang dikenal dengan "uni" dan harganya sangat
mahal. Untuk satu kilogram uni di Jepang harganya berkisar antara 50 sampai $
500 US, tergantung warna dan teksturnya. Meskipun demikian, kegilaan masyarakat
Jepang untuk mengkonsumsi uni ini sangat tinggi. Terbukti dengan 90% produk
bulu babi dunia, dikonsumsi oleh masyarakat Jepang. Disebabkan karena adanya
penangkapan bulu babi yang berlebihan di Jepang, yang telah berlangsung dari
sekitar 100 tahun lalu, kini mereka harus mengimpornya dari Amerika Serikat, Chile,
Russia, Kanada dan Korea Selatan. Indonesia sebagai negara dengan garis pantai
terpanjang kedua di dunia sebenarnya berpotensi besar untuk membudidayakan
jenis ini. Menurut Laode M Aslan, ada 3 jenis bulu babi yang dapat dikembangkan
di Indonesia yakni dari jenis Echinometra spp., Tripneustes gratilla, dan
Diadema setosum. Ketiga jenis bulu babi ini selain pertumbuhannya cepat juga
mampu menghasilkan gonad yang lebih besar dibandingkan jenis bulu babi lainnya.
Namun karena keterbatasan pengetahuan dan perhatian dari masyarakat nelayan,
menyebabkan bulu babi belum banyak dilirik untuk menjadi salah satu komoditi
unggulan. Selama ini pemanfaatan telur babi oleh nelayan berasal dari hasil
pengumpulan dan penangkapan di alam dan masih dijual untuk komoditi pasar lokal
(non ekspor) (Kurnia, 2006).
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktek lapang Avertebrata
air dilaksakan pada :
Hari/tanggal
: Sabtu 11 JUNI 2011
Waktu : Pukul 14.00 - selesai
Tempat :
Pulau sandrobengi desa Boddia, kecamatan Galesong,
kabupaten Takalar.
B.
Alat dan Bahan
a. Alat
1. Pulpen
2. Buku
tulis
3. Kantong
plastik
b. Bahan
1. Teripang
2. Bulu
babi
3. Bintang
laut
4. Formalin
C.
Prosedur Kerja
Prosedur
kerja dari praktikum ini ialah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan
organisme yang termasuk dalam kelas Holothuroidea, Asteroidea, Ophiuroidea dan
Echiroidea.
2. Melakukan
pengamatan terhadap tubuh bagian luar (morfologi) dan bagian dalam dari tubuh
organisme (anatomi).
3. Menggambar
organisme tersebut dan melengkapi bagian-bagiannya.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
3
|
Anterior
|
Posterior
anterior
|
1
|
Hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
4
|
2
|
Keterangan :
1. Mulut yang dilengkapi dengan lima gigi
2. Kaki tabung
3. Anus
1. Mulut yang dilengkapi dengan lima gigi
2. Kaki tabung
3. Anus
4. Medreporit
1
|
2
|
Gambar 2. Morfologi Teripang (H. sabra)
Keterangan :
1. Mulut
2. Anus
1. Mulut
2. Anus
2
|
4
|
3
|
6
|
5
|
1
|
Posterior
|
Anterior
|
Gambar 3. Morfologi Bintang Laut (P. nodosus)
Keterangan
:
1. Duri berbagai ukuran
2. Lengan
3. Madrepodit
4. Anus
1. Duri berbagai ukuran
2. Lengan
3. Madrepodit
4. Anus
5. Mulut
6. Kaki
tabung
B. Pembahasan
Pengamatan
yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu mengamati hewan avertebratan Phylum
Echinodermata mengenai Siklus Hidup, habitat dan penyebarannya di perairan.
1.
Bulu
babi (Echinoidae)
Berdasarkan
hasil pengamatan pada Kelas Echinoidae
(Bulu babi), diketahui Siklus Hidup dan Penyebarannya. Pada praktikum yang di lakukan,
kebanyakan bulu babi dapat di temukan dikejauhan bibir pantai sekitar 20 - 50
meter dan kedalaman air sekitar 50 cm pada
daerah karang berpasir dengan di keliling beberapa tumbuhan lamun. Dan apa yang
kami dapatkan dalam praktek ternyata sesuai dengan apa yang di paparkan oleh
Romimohtarto dan Juwana yang menyatakan bahwa :
Bulu
babi terdapat pada batu dan lumpur pantai sampai kedalaman 5000 meter, bergerak
dengan duri-duri dan kaki tabung. Contoh yang banyak ditemukan di dasar pasir
dan terumbu karang adalah D. sitosum (Romimohtarto dan Juwana, 2001).
2.
Teripang
(Holothuroidea)
Berdasarkan
hasil pengamatan pada Kelas Holothuroidea
(Teripang), diketahui Siklus Hidup dan Penyebarannya ,Pada waktu peraktek
Teripang dapat ditemukan didaerah karang dan pasir, dari kejauhanteripang
ditemukan di daerah binir pantai sekitar
2-10 meter dan kedalam air sekitar 10-20 cm. mereka hidupo secara berklompok
sekitar 2-3 ekor perkelompok meskipun ada yang di temukan hidup secara soliter.
Dan hasil pengamatan kami sesuai atau di dukung oleh pendapat Joko Maryoto yang
mengatakan bahwa :
Teripang dapat ditemukan hampir di
seluruh perairan pantai, mulai daerah pasang surut yang dangkal sampai
perairaan yang lebih dalam. Teripang mentukai perairan yang jernih dan airnya
relative tenang. Di habitatnya teripang hidup secara berkelompok ataupun
soliter (sendiri). (joko martoyo, 2000)
3.
Bintang
laut (asteroidae)
Pada
pengamatan Kelas Asteroidea (Bintang Laut) ditemukan habitat dan
peyebaran Bintang laut yaitu di daerah
trumbu karang dan kedalaman berkisar 1-2 meter degan jarak dari bibir pantai yaitu
20-50 meter.
Habitat
bintang laut ini adalah di terumbu karang, terutama di lereng terumbu pada
kedalaman 2 sampai 6 m. Ada yang ditemukan di paparan terumbu yang terbuka pada
saat air surut dan ada yang ditemukan di terumbu karang hidup pada kedalaman 33
m. Di Great Barrier Reef, Australia, hewan ini
dijumpai di semua kedalaman yang tidakmelebihi 60 m. Sebagai kelompok, bintang
laut hidup di hampir setiap habitat yang ditemukan di laut, kolam pasang surut
mulai dari, pantai berbatu, rumput laut dan tempat tidur rumput laut, di bawah
puing-puing batu, pada terumbu karang, pasir, dan lumpur (tamantirto, 2008)
Secara umum echinodermata
tdak seperti yang katakan masyarakat bahwa hewan echinodermata khususnya bulu
babi itu hanyalah sebagai hama meskipun sebagian ada yang bersifat hama, akan
tetapi di sisi lain dapat menguntungkan kita . misalnya bintang laut dapat di
jadikan hiasan, bulu babi dapat diambil gonadnya karena mengandung protein yang
tinggi, apalagi dengan teripang yang mempunyai harga jual yang tinggi dan
merupakan komodi ekspok yang unggul.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah melakukan praktekum, kita dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Hewan
echinodermata menyukai perairan yang tenang dan bersih dengan lingkungan yang sehat dengan sumber
kehidupan atau makanan yang cukup.
2. Tenyata
diperairan pulau sanrobengi juga terdapat beberapa organisme yang masuk kedalam
phylum echinodermata seperti bintang laut, bulu babi, dan teripang meskipun
yang di dapatkan populasinya sudah berkurang bahkan dapat dikatakan sudah
kurang jumlahnya.
3. kurangnya populasi hewan echinodermata yang
berada di pulau sanrobengi di akibatkan karena rusaknya lingkungan akibat
abrasi air laut dan kerasnya hantaman gelombang air laut dan juga di akibatkan
oleh ulah manusia.
B.
Saran
Saran saya sebaiknya
dalam melakukan praktek berikutnya sebaiknya dirangkaikan dengan kegiatan
sosial seperti penanaman bakau atau penanaman karang.
DAFTAR PUSTAKA
Aslan, 2007. Laporan
Hibah Pengajaran. Jurusan Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Hasanuddin.
Istamar Syamsuri, 2000. Biologi Jilid
3A. Erlangga. Jakarta. (Cara reprodukai Asteroidea
2000).
Nontji, A., 2005.
Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Pratiwi, D.A., 2000. Buku Penuntun
Praktikum Biologi I. Erlangga. Jakarta. (Klas Echinodermata .2000).
Romimohtaro B. Dan
Juwana, S.
2001. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta.
Suwignyo,. Syamsuri, Avertebrata Air
Jilid I. Swadaya. Jakarta, ( Bentuk Tubuh Bulu Babi) , 2000.
Ir. Jiko martoyo, Sm,
Ir. Nugroho aji, tjanyono winanto,B.Sc.
budidaya teripang (Jakarta : PT penebar swadaya, anggota IKAPI, 2000).
http://mycoralreef.wordpress.com/2009/01/26/bintang-laut-mahkota-duri-acanthaster-planci-asteroidea/
0 komentar:
Posting Komentar