Selasa, 26 Juni 2012


KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum tentang mikrobiologi akuatik. Laporan ini merupakan reverensi dari mata kuliah yang menyangkut tentang mikrobiologi akuatik.
            Dengan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara material dan spiritual.
Dengan segala kerendahan diri penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua dan dapat menjadi acuan dalam pembuatan laporan berikutnya.




Makassar,  juni 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
Daaftar Gambar...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1  Latar belakang............................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah....................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 6
2.1 Klasifikasi...............................................................................................     6
2.2 Morfologi Dan Anatomi............................................................................. 7
2.3 Habitat Dan enyebaran............................................................................... 9
2.4 Reprooduksi Dan Daur Hidup.................................................................... 10
2.5 Makann dan Kebiasaan makan................................................................... 11
2.6 Nilai Ekonomis............................................................................................ 12
BAB III METODE PRAKTEK ............................................................................ 13
3.1 Waktu dan Tempat...................................................................................... 13
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................... 13
3.3 Prosedur Kerja............................................................................................ 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 14
41 Hasil........................................................................................................ .... 14
4.2 Pembahasan............................................................................................ .... 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 19
A. Kesimpulan.................................................................................................. 19
B. Saran............................................................................................................. 19
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 20


 
DAFTAR GAMBAR

1.    Gambar 1. Morfologi Bulu babi ..................................................................    14
2.    Gambar 2. Morfologi Teripang ....................................................................    15
3.    Gambar 3. Morfologi bintanng laut ............................................................    16




 
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Avertebrata air adalah organisme atau hewan yang tidak bertulang belakang baik yang seluruh atau sebaigian siklus hidupnya berada dalam air.  Hewan avertebrata dalam air dapat berfungsi baik sebagai makanan, parasit, pemangsa maupun sebagai kompetitor. Hewan avartebrata terbagi atas beberapa phylum yaitu molusca, echinodemata, arthopoda dan lain-lain. Dan  kali ini kita akan membahas tentang vilum echinodermata.

1.    Phylum Echinodermata
Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang / ketimun laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut. Hewan Echinodermata adalah komponen komunitas bentik di lamun yang lebih menarik dan lebih memiliki nilai ekonomi. Lima kelas echinodermata ditemukan pada ekosistem lamun di Indonesia. Dibawah ini urutan Echinodermata secara ekonomi : 1. Holothuroidea (timun laut atau teripang); 2. Echinoidea (bulu babi); 3. Asteroidea (Bintang laut); 4. Ophiuroidea (Bintang Laut Ular); 5. Crinoidea .Dari lima kelas yang ada, Echinoidea adalah kelompok yang paling penting di ekosistem lamun karibia, karena mereka adalah kelompok pemakan yang utama (Lawrance 1975, Greenway 1976).

2.  Phylum Mollusca


Moluska adalah salah satu kelompok makroinvertebrata yang paling banyak diketahui berasosiasi dengan lamun di Indonesia, dan mungkin yang paling banyak dieksploitasi. Sejumlah studi tentang moluska di daerah subtropik telah menunjukkan bahwa moluska merupakan komponen yang paling penting bagi ekosistem lamun, baik pada hubungannya dengan biomasa dan perannya pada aliran energi pada sistem lamun (Watson et al. 1984).

3.  Phylum Crustacea

Krustasea yang berasosiasi dengan lamun merupakan komponen penting dari jaring makanan di lamun. Bentuk krustase infaunal maupun epifunal berhubungan erat dengan produsen primer dan berada pada tingkatan trofik yang lebih tinggi, karena selama masa juvenil dan dewasa mereka merupakan sumber makanan utama bagi berbagai ikan dan invertebrata yang berasosiasi dengan lamun. Studi analisis gut terbaru dari ikan yang berasosiasi dengan lamun di pesisir selatan Lombok (Pristiwadi 1994), mendemonstrasikan bahwa krustase merupakan sumber makanan dominan.
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani, Echinus berarti duri dan Derma berarti kulit. Jadi hewan echinodermata berarti hewan yang mempunyai kulit berduri.  Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang / ketimun laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut. Hewan Echinodermata adalah komponen komunitas bentik di lamun yang lebih menarik dan lebih memiliki nilai ekonomi. Lima kelas echinodermata ditemukan pada ekosistem lamun di Indonesia. Dibawah ini urutan Echinodermata secara ekonomi :
1. Holothuroidea (timun laut atau teripang)
2. Echinoidea (bulu babi)
3. Asteroidea (Bintang laut)
4. Ophiuroidea (Bintang Laut Ular)
5. Crinoidea .
Dari lima kelas yang ada, Echinoidea adalah kelompok yang paling penting di ekosistem lamun karibia, karena mereka adalah kelompok pemakan yang utama (Lawrance 1975, Greenway 1976).
            Kelas yang penting dalam phylum Echinodermata yaitu kelas Holothuroidea, Echinoidea dan Asteroidea. Terutama kelas Holothuroidea yang dapat dikonsumsi dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Telur Echinoidea dan Asteroidea juga dapat dikonsumsi. Kerugian yang ditimbulkan oleh Asteroidea adalah dapat merugikan bagi peternakan tiram, karena Asteroidea memakan Pelecypoda (Nontji, 2005).
         Phylum Echinodermata tergolong celomata dan berstruktur jauh lebih tinggi dari pada hewan radial lainnya. Disamping itu phylum echinodermata ini juga mempunyai duri dan memiliki system coelomic canals yang khas dengan penjuluran kepermukaan tubunya. Echinodermata merupakan satu-satunya phylum dalam dunia hewan dimana anggotanya tidak ada yang hidup sebagai parasit. Beberapa sebagai komensalis atau merupakan inang bagi berbagai jenis binatang, atau merupakan tempat berlindung (Suwignyo, 2005).

B.   Tujuan dan Kegunaan
a.    Tujuannya yaitu untuk mangatahui habitat hewan-hewan avertebrata khususnya phylum echinodermata yang terdapat di perairan pulau Sanrobengi.
b.    Kegunaan yaitu supaya kita dapat mengetahui habitat hewan-hewan  avertebrata khususnya phylum echinodermata yang terdapat di perairan pulau Sanrobengi.





BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA

A.   Klasifikasi 
a.    Kalasifikasi Bintang Laut (Protoreaster  nodosus)
Kingdom    : Animalia
Phylum     : Echinodermata 
Kelas         : Asteroidea
Ordo          : Plasterpodea
Family       : Protoredae
Genus       : Protoreaster
Spesies     : Protoreaster  nodosus
b.    Klasifikasi Bulu Babi (Deadema setosum)
Kingdom     : Animalia
Phylum       : Echinodermata
Kelas          : Echinoidae
Ordo           : Camiodonia
Family         : Echinoiceae
Genus         : Deadema
Spesies       : Deadema  setosum



c.    Klasifikasi Teripang (Holothuria  scabra)
Kingdom     : Animalia
Phylum       : Echinodermata
Kelas          : Holothuridae
Ordo           : Aspidochitida
Family         : Aspidochitidae
Genus        : Holothuria
Spesies      : Holothuria  scabra
(Romimohtarto dan Juwana, 2001. 2009 ).

B.   Morfologi dan Anatomi
Tubuh Echinodermata tidak bersegment atau beruas-ruas. Pada waktu larva, simetri tubuhnya bilateral, tetapi setelah dewasa simetrinya radial. Hewan ini mempunyai kaki ambulakral (kaki buluh), tidak berkepala, dan tidak mempunyai otak, epidermisnya halus dan diperkuat oleh kepingan kapur yang disebut laminae (Ossikula). Epidermis ini mudah digerakan dengan pola tetap , tetapi ada pula yang tidak mudah digerakan. Epidermis dilengkapi dengan tonjolan duri-duri halus dari kapur. Mesodermis mengandung eksoskeleton yang dapat digerakan dan terikat lempengan kalkareus yang biasanya terdapat duri-duri ( Pratiwi, 2004).
Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di permukaan atas (permukaan aboral). Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin (Pustekom, 2005)
Bulu babi mempunyai Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah gigi sebagai alat untuk mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacam-macam makanan laut, misalnya hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat pengambil makanan digerakkan oleh otot yang disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin terdapat di permukaan atas. Echinoidea mempunyai daya regenerasi khusus, yaitu bila bagian tubuh rusk akan segera diperbaiki (Kurnia, 2006).
Bintang ular jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan jenis ini sering disebut bintang ular laut (O. brevispinum). Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan oral. Hewan ini tidak mempunyai anus, sehingga sisa makanan atau kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam. Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir. Ia sangat aktif di malam hari. Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah) (Maryati, 2004).
Teripang kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang. Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan pernafasan. Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau mengubur diri di dalam lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya diperlihatkan. Memiliki banyak endoskeleton yang tereduksi. Tubuhnya juga memanjang tertutup oleh kulit yang berkutila dan tidak bersilia dibawah kulit terdapat dermis yang mengandung osikula, selapis otot melingkar, dan 5 otot ganda yang memanjang. Dengan adanya lengan otot ini, timun laut dapat bergerak memanjang memendek seperti cacing (Suwignyo, 2005).
                                                       
C.   Habitat dan Penyebaran
Echinodermata sangat umum dijumpai di daerah pantai terutama di daerah terumbu karang kemudian juga di daerah pantai berbatu yang berlumpur. Di Indonesia Echinodermata terdapat dikawasan Indofasifik barat dan sekitarya yakni teripang sebanyak kurang lebih 141 jenis, bulu babi 84 jenis, dan lili laut sebanyak 92 buah. Echinodermata dapat hidup di laut dalam, bahkan di palung laut dan juga ada di pantai (Nontji, 2005).
Habitat yang dihuni bintang laut adalah daerah pantai atau dasar laut yang tidak terlalu dalam. Ophioroidea hidup di laut yang dalam. Biasanya bersembunyi dibawah batu karang, rumput laut, di pasir, atau lumpur. Hewan ini aktif pada malam hari. Landak laut biasanya hidup di daerah pantai, diatas batu karang, diatas batu karang, di dasar laut, di dalam rumpur, atau di sumur-sumuran daerah pantai, bahkan ada juga yang hidup di muara sungai dengan membenamkan diri di tanah liat atau di bawah karang. Kelas holothuroidea hidup di laut, yaitu di dasar laut dengan cara bersembunyi di lumpur/pasir (Pratiwi, 2004).

D.   Reproduksi dan Daur hidup
Bintang laut bersifat diesis. Alat reproduksinya bercabang-cabang dan terletak disetiap lengan. Alat reproduksi betina menghasilkan banyak telur (sekitar 2,5 juta setiap 2 jam), sedangkan yang jantan menghasilkan spermatozoa yang lebih banyak dari pada ovum. Fertilisasi terjadi di air, selanjutanya akan dihasilkan larva bipinaria. Ophiuroidea mempunyai jenis kelamin yang terpisah. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersilia disebut pluteus. Pluteus kemudian mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi bintang ular. Echinoidea memiliki 4 sampai 5 gonad yang terletak di daerah permukaan aboral. Dari gonad terdapat saluran ke lubang genital. Sesudah terjadi fertilisasi di air, maka hasil fertilisasi akan tubuh menjadi larva. Pada Holothuroidea umumnya alat reproduksi terpisah, kecuali beberapa jenis, ada yang hermafrodit. Sel telur maupun sperma dikeluarkan ke air laut, dan selanjutnya terjadi fertilisasi yang menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi larva aurikularia (Pratiwi, 2004).

E.   Makanan dan Kebiasaan Makan
Makanan Echinodermata biasanya adalah hewan-hewan mati (bangkai), zat buang (kotoran fase), dan organisme lainnya. Pada kelas asteroidea makanan terdiri atas sebangsa siput (keong), bangsa udang, cacing, biasanya menggunakan lengannya. Kelas Ophiuroidea makanannya berupaudang-udangan, mollusca, sampah, dan sisa organisme lain (Nontji, 2005).

F.    Nilai Ekonomis
Salah satu komoditas perikanan yang mempunyai prospek cukup baik dan bernilai ekonomis tinggi, baik pasar lokal maupun internasional. Sebagai salah satu sumber daya hayati perairan pantai, teripang mengandung nutrisi yang sngat tinggi. Dari hasil penelitian kandungan bahan yang menyusun teripang dalam kondisi kering adalah protein 82 %, lemak 1,7 %, kadar air 8,9 %, kadar abu 8,6 % dan karbohidrat 4,8 % (Sartika, 2002).
Beberapa jenis holothuroidea diperdagangkan sebagai teripang kering atau kerupuk teripang dan menjadi komoditi ekspor. Hongkong merupakan pusat perdagangan teripang dunia. Negara pengekspor utama teripang ke hongkong merupakan Fhilipina, Indonesia dan Jepang. Dari 1200 spesies holothuroidea, hanya 12 spesies yang diperdagangkan sebagai teripang kering. Di balik wajah dan namanya yang seram, bagi masyarakat Jepang sebagai masyarakat penggemar hasil-hasil laut, produk bulu babi berupa telur (gonad) sangat digemari. Bila kita masuk ke warung-warung sushi, produk bulu babi berupa telur, yang dikenal dengan "uni" dan harganya sangat mahal. Untuk satu kilogram uni di Jepang harganya berkisar antara 50 sampai $ 500 US, tergantung warna dan teksturnya. Meskipun demikian, kegilaan masyarakat Jepang untuk mengkonsumsi uni ini sangat tinggi. Terbukti dengan 90% produk bulu babi dunia, dikonsumsi oleh masyarakat Jepang. Disebabkan karena adanya penangkapan bulu babi yang berlebihan di Jepang, yang telah berlangsung dari sekitar 100 tahun lalu, kini mereka harus mengimpornya dari Amerika Serikat, Chile, Russia, Kanada dan Korea Selatan. Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia sebenarnya berpotensi besar untuk membudidayakan jenis ini. Menurut Laode M Aslan, ada 3 jenis bulu babi yang dapat dikembangkan di Indonesia yakni dari jenis Echinometra spp., Tripneustes gratilla, dan Diadema setosum. Ketiga jenis bulu babi ini selain pertumbuhannya cepat juga mampu menghasilkan gonad yang lebih besar dibandingkan jenis bulu babi lainnya. Namun karena keterbatasan pengetahuan dan perhatian dari masyarakat nelayan, menyebabkan bulu babi belum banyak dilirik untuk menjadi salah satu komoditi unggulan. Selama ini pemanfaatan telur babi oleh nelayan berasal dari hasil pengumpulan dan penangkapan di alam dan masih dijual untuk komoditi pasar lokal (non ekspor) (Kurnia, 2006).













BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat
Praktek lapang Avertebrata air dilaksakan pada :
Hari/tanggal   : Sabtu 11 JUNI 2011
Waktu              : Pukul 14.00 - selesai
Tempat            : Pulau sandrobengi desa Boddia, kecamatan Galesong,
                           kabupaten Takalar.

B. Alat dan Bahan
a.    Alat
1.    Pulpen
2.    Buku tulis
3.    Kantong plastik

b.    Bahan
1.    Teripang
2.    Bulu babi
3.    Bintang laut
4.    Formalin


C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum ini ialah sebagai berikut :
1.    Mengumpulkan organisme yang termasuk dalam kelas Holothuroidea, Asteroidea, Ophiuroidea dan Echiroidea.
2.    Melakukan pengamatan terhadap tubuh bagian luar (morfologi) dan bagian dalam dari tubuh organisme (anatomi).
3.    Menggambar organisme tersebut dan melengkapi bagian-bagiannya.















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.   Hasil Pengamatan
3
Anterior
Posterior
anterior
1

Hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
4
2
Gambar1. Morfologi Bulu Babi (D.  setosum)

Keterangan :
1.   Mulut yang dilengkapi dengan lima gigi
2.   Kaki tabung
3.   Anus
4.    Medreporit
1
2

Gambar 2. Morfologi Teripang (H. sabra)

Keterangan :
1. Mulut
2. Anus
                            
Posterior
Anterior

Gambar 3. Morfologi Bintang Laut (P. nodosus)

Keterangan :
1.   Duri  berbagai ukuran
2.   Lengan
3.   Madrepodit
4.   Anus
5.    Mulut
6.    Kaki tabung

B.  Pembahasan
Pengamatan yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu mengamati hewan avertebratan Phylum Echinodermata mengenai Siklus Hidup, habitat dan penyebarannya di perairan.

1.    Bulu babi (Echinoidae)
Berdasarkan hasil pengamatan pada Kelas Echinoidae (Bulu babi), diketahui Siklus Hidup dan Penyebarannya. Pada praktikum yang di lakukan, kebanyakan bulu babi dapat di temukan dikejauhan bibir pantai sekitar 20 - 50 meter  dan kedalaman air sekitar 50 cm pada daerah karang berpasir dengan di keliling beberapa tumbuhan lamun. Dan apa yang kami dapatkan dalam praktek ternyata sesuai dengan apa yang di paparkan oleh Romimohtarto dan Juwana yang menyatakan bahwa :
Bulu babi terdapat pada batu dan lumpur pantai sampai kedalaman 5000 meter, bergerak dengan duri-duri dan kaki tabung. Contoh yang banyak ditemukan di dasar pasir dan terumbu karang adalah D. sitosum (Romimohtarto dan Juwana, 2001).

2.    Teripang (Holothuroidea)
Berdasarkan hasil pengamatan pada Kelas Holothuroidea (Teripang), diketahui Siklus Hidup dan Penyebarannya ,Pada waktu peraktek Teripang dapat ditemukan didaerah karang dan pasir, dari kejauhanteripang ditemukan di daerah  binir pantai sekitar 2-10 meter dan kedalam air sekitar 10-20 cm. mereka hidupo secara berklompok sekitar 2-3 ekor perkelompok meskipun ada yang di temukan hidup secara soliter. Dan hasil pengamatan kami sesuai atau di dukung oleh pendapat Joko Maryoto yang mengatakan bahwa :
            Teripang dapat ditemukan hampir di seluruh perairan pantai, mulai daerah pasang surut yang dangkal sampai perairaan yang lebih dalam. Teripang mentukai perairan yang jernih dan airnya relative tenang. Di habitatnya teripang hidup secara berkelompok ataupun soliter (sendiri). (joko martoyo, 2000)

3.    Bintang laut (asteroidae)
Pada pengamatan Kelas  Asteroidea (Bintang Laut) ditemukan habitat dan peyebaran Bintang laut  yaitu di daerah trumbu karang dan kedalaman berkisar 1-2 meter degan jarak dari bibir pantai yaitu 20-50 meter.
Habitat bintang laut ini adalah di terumbu karang, terutama di lereng terumbu pada kedalaman 2 sampai 6 m. Ada yang ditemukan di paparan terumbu yang terbuka pada saat air surut dan ada yang ditemukan di terumbu karang hidup pada kedalaman 33 m. Di Great Barrier Reef, Australia, hewan ini dijumpai di semua kedalaman yang tidakmelebihi 60 m. Sebagai kelompok, bintang laut hidup di hampir setiap habitat yang ditemukan di laut, kolam pasang surut mulai dari, pantai berbatu, rumput laut dan tempat tidur rumput laut, di bawah puing-puing batu, pada terumbu karang, pasir, dan lumpur (tamantirto, 2008)
Secara umum echinodermata tdak seperti yang katakan masyarakat bahwa hewan echinodermata khususnya bulu babi itu hanyalah sebagai hama meskipun sebagian ada yang bersifat hama, akan tetapi di sisi lain dapat menguntungkan kita . misalnya bintang laut dapat di jadikan hiasan, bulu babi dapat diambil gonadnya karena mengandung protein yang tinggi, apalagi dengan teripang yang mempunyai harga jual yang tinggi dan merupakan komodi ekspok yang unggul.



BAB V
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Setelah melakukan praktekum, kita dapat menyimpulkan bahwa :
1.    Hewan echinodermata menyukai perairan yang tenang dan bersih  dengan lingkungan yang sehat dengan sumber kehidupan atau makanan yang cukup.
2.    Tenyata diperairan pulau sanrobengi juga terdapat beberapa organisme yang masuk kedalam phylum echinodermata seperti bintang laut, bulu babi, dan teripang meskipun yang di dapatkan populasinya sudah berkurang bahkan dapat dikatakan sudah kurang jumlahnya.
3.     kurangnya populasi hewan echinodermata yang berada di pulau sanrobengi di akibatkan karena rusaknya lingkungan akibat abrasi air laut dan kerasnya hantaman gelombang air laut dan juga di akibatkan oleh ulah manusia.

B.   Saran
Saran saya sebaiknya dalam melakukan praktek berikutnya sebaiknya dirangkaikan dengan kegiatan sosial seperti penanaman bakau atau penanaman karang.

DAFTAR PUSTAKA

Aslan, 2007.  Laporan Hibah Pengajaran.  Jurusan Perikanan.  Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.  Universitas Hasanuddin.

Istamar Syamsuri, 2000. Biologi Jilid 3A. Erlangga. Jakarta. (Cara reprodukai Asteroidea 2000).

Nontji, A.,  2005.  Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Pratiwi, D.A.,  2000. Buku Penuntun Praktikum Biologi I. Erlangga. Jakarta. (Klas Echinodermata .2000).

Romimohtaro B. Dan Juwana, S. 2001. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta.

Suwignyo,. Syamsuri, Avertebrata Air Jilid I.  Swadaya.  Jakarta, ( Bentuk Tubuh Bulu Babi) , 2000.

Ir. Jiko martoyo, Sm, Ir. Nugroho aji, tjanyono winanto,B.Sc. budidaya teripang (Jakarta : PT penebar swadaya, anggota IKAPI, 2000).

















0 komentar:

Posting Komentar

 

Prikanan Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates