PROSES KEJADIAN BUMI SERTA ASAL-USUL KEHIDUPAN SECARA
TEORITIS dan PRAKTIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) Dan
Ujian Akhir Sekolah (UAS)
Oleh :
USNAMAULIDAWARDIANTI USMAN
KELAS : XII IPA 2
NIS. 11297
SEKOLAH
MENENGAH ATAS
SMAN 1
TAKALAR
KABUPATEN
TAKALAR
2011
PERSETUJUAN PEBIMBING
Judul: Proses Kejadian Bumi Serta Asal-Usul Kehidupan Secara
Teoritis dan Praktis
Atas Nama Saudara :
Nama : Usnamaulidawardianti Usman
NIS :11297
Kelas : XII IPA 2
Karya
tulis ini telah diperiksa dan diteliti pada hari Selasa tanggal, 10 Maret 2011. Karya tulis ini
sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UAN) dan Ujian Akhir
Sekolah (UAS).
Takalar, 10 Maret 2011
Pembimbing I Pembimbing
II
Hj. Sudihati, S.Pd Sumarni Yusuf, S.P NIP 196212311987032108
NIP 580 392 246
Mengetahui
Kepala
Sekolah SMAN 1 Takalar,
Drs.
H. Muh. Ali, M.Pd
NIP 131 414 310
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T.
karena atas rahmat dan rezkinyalah sehingga karya tulis ilmiah ini
terselesaikan tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian Akhir Nasional 2011.
Adapun
judul dari karya tulis ini, yaitu ” Proses Kejadian
Bumi Serta Asal-Usul Kehidupan Secara Teoritis dan Praktis”. Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada siswa tentang kejadian bumi serta asal-usul
kehidupan secara teoritis dan praktis dan apa saja dampak dari
kejadian-kejadian yang terjadi. Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ini
ialah agar manusia dapat mengantisipasi kejadian-kejadian yang akan terjadi di
masa yang akan datang. Karya tulis ini sebagai salah satu syarat mengikuti
Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS).
Dalam penyelesaian karya tulis ini penulis
mengalami banyak kesulitan, namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
karya tulis ini dapat diselesaikan, walaupun masih terdapat beberapa kekurangan.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Ibu Hj. Sudihati,
S.Pd atas bimbingan
dan segala bantuannya dalam penyusunan karya tulis ini.
2.
Ibu
Sumarni Yusuf, S.Pd atas bimbingan dan segala bantuannya dalam penyusunan karya
tulis ini.
3. Drs. H. M. Ali, M.Pd yang telah mengesahkan karya tulis
ini.
4.
Orang
Tua
tercinta atas doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan semangat serta kesabaran
yang tak pernah ada habis-habisnya, yang telah mengasuh dan mendidik anak-anaknya.
5. Teman-teman yang telah membantu dalam penulisan karya
tulis ini, yang terus memberikan semangat dan inspirasi.
Dalam penulisan
karya tulis ini, penulis berusaha menyempurnakan karya tulis ini namun penulis
masih membutuhkan kritik dan saran bagi pembaca agar karya tulis ini lebih
sempurna.
Takalar, 10 Maret 2011
Penulis
Usnamaulidawardianti
Usman
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………….........……………………………......
|
i
|
Halaman Pengesahan ……..………………………………………...
|
ii
|
Kata
Pengatar ……………………………………………………….
|
iii
|
Daftar
Isi …………………………………………………………….
|
v
|
BAB I.
PENDAHULUAN
|
|
A. Latar Belakang ………………………………………………
|
1
|
B. Rumusan Masalah …...………………………………………
|
2
|
C. Tujuan Penulisan ……………………….…………………...
|
3
|
D. Manfaat Penulisan ……………………………….…………
|
3
|
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
|
|
A.
Teori Abiogenesis …………………………………………..
|
7
|
B.
Teori Biogenesis ……………………………………………
|
7
|
C.
Teori Lain …………………………………………………..
|
10
|
1.
Teori Kreasi Khas ……………………………………..
|
10
|
2.
Teori
Katak lisma ………………………………………
|
10
|
3.
Teori
Kosmozoan ………………………………………
|
11
|
BAB III. METEDOLOGI PENELITIAN
|
21
|
A.
Jenis Tulisan ………………………………………………..
|
16
|
B.
Pengumpulan Informasi ……………………………………
|
16
|
C.
Pengambilan Keputusan …………………………………….
|
16
|
BAB
IV. PEMBAHASAN
|
|
|
17
|
|
17
|
|
18
|
|
19
|
|
20
|
BAB V.
PENUTUP
|
|
|
23
|
|
24
|
DAFTAR
PUSTAKA
|
25
|
RIWAYAT
HIDUP
|
26
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan
mengenai asal-usul kehidupan mempersoalkan banyak masalah. Orang yang pertama
kali mengemukakan teori mengenai asal-usul kehidupan adalah Aristoteles. Teori yang dikemukakannya dikenal sebagai teori generatio spontanea, yang berarti
makhluk hidup terbentuk secara spontan dari benda yang tidak hidup. Teori ini
dikenal pula sebagai teori abiogenesis
( a = tidak, bios = hidup, genesis = keturunan ),yang berarti makhluk hidup
berasal dari benda tidak hidup.
Teori yang dikemukakan oleh Aristoteles
ini membuat ilmuwan-ilmuwan lain melakukan penelitian dan memunculkan teorinya.
Dengan kata lain teori yang dikemukakan oleh Aristoteles ini tidak serta merta
diterima begitu saja oleh para ilmuwan. Salah satunya adalah Louis Pasteur dengan mengemukakan
teorinya yang disebut biogenesis.
Menurut teori biogenesis bahwa semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
sebelumnya. Makhluk hidup berasal dari telur dan berasal dari makhluk hidup.
Selanjutnya teori Pasteur tersebut
ditumbangkan lagi oleh teori Stanley Miller
yang berpendapat bahwa makhluk hidup terbentuk dari benda yang tidak hidup,
yakni dari senyawa-senyawa organik dan senyawa-senyawa organik itu terbentuk
dari senyawa-senyawa anorganik yang terdapat melimpah pada zaman prabiotik.
Zaman prabiotik merupakan suatu zaman
sebelum permukaan bumi dihuni makhluk hidup. Setelah makhluk hidup terbentuk
muncullah zaman biotik hingga sekarang.
Paradigma-paradigma baru terus berkembang
membahas permasalahan dari asal-usul kehidupan. Teori-teori yang dipaparkan para
ilmuwan dikembangkan lagi oleh ilmuwan lain yang mengikuti salah satu teori
yang telah ada sebelumnya. Penelitian-penelitian terus dilakukan untuk
membuktikan anggapan-anggapan mengenai awal terbentuknyakehidupan yang pertama.
Misalnya saja RNA yang diduga merupakan
molekul hidup yang pertama kali ada di permukaan bumi. Alasannya, karena
molekul RNA merupakan polinukleotida yang paling sederhana dibandingkan dengan
DNA, mudah terbentuk dan mudah terurai, mampu menggandakan diri sehingga
bertambah banyak jumlahnya. Barulah setelah itu terbentuk DNA. DNA dan RNA
merupakan molekul hidup karena mampu memperbanyak diri melalui replikasi.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka karya
tulis ini yang menjadi rumusan masalah adalah:
- Bagaimana proses terbentuknya bumi menurut agama dan ilmu yang membahasnya?
- Dari mana makhluk hidup itu berasal?
- Di mana makhluk hidup terbentuk pertama kali?
- Kapan makhluk hidup terbentuk ?
- Bagaimana proses terbentuknya makhluk hidup itu ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis pada karya tulis ini:
1. Mendeskripsikan proses terbentuknya bumi
menurut agama dan ilmu yang membahasnya.
2. Mengetahui dari mana makhluk hidup itu
berasal.
3. Mengetahui dimana makhluk hidup terbentuk
pertama kali.
4. Mendeskripsikan kapan makhluk hidup
terbentuk.
5. Mendeskripsikan proses terbentuknya
makhluk hidup.
D. Manfaat
Penulisan
Manfaat penulisan dalam karya tulis ini adalah:
- Karya tulis ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran bagi pembaca, khususnya rekan sesama pelajar Sekolah Menengah Atas.
- Dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pembaca mengenai keterkaitan antara kajian ilmiah Al-Qur’an dengan teori yang berkembang menyangkut kejadian bumi dan asal-usul kehidupan di muka bumi.
- Dapat dijadikan sebagai tolak ukur pembaca untuk mengembangkan teori dan penelitian seputar kehidupan makhluk hidup.
- Agar pembaca mengetahui bahwa Al-Qur’an ternyata telah banyak membahas ilmu pengetahuan bahkan sebelum manusia menemukannya.
- Agar pembaca mendapatkan pengetahuan dan pemahaman melalui berbagai pemaparan dari teori-teori dan pembuktiannya melalui penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan fosil dan perhitungan yang teliti, diduga kehidupan
muncul di bumi sekitar 4 milyar tahun yang lalu. Para ahli berteori bahwa
kehidupan itu terbentuk melalui suatu proses evolusi. Evolusi adalah suatu
perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan dalam waktu jutaan dan bahkan
bermilyar-milyar tahun lamanya. Sebelum membahas teori asal-usul kehidupan,
terlebih dahulu akan dibahas teori terbentuknya bumi. Ada beberapa pendapat
atau teori mengenai terjadinya bumi dan benda-benda langit lainnya, antara lain
teori
kabut ( nebula ) dan teori big bang. Para ilmuwan telah
menemukan bahwa bumi, matahari dan planet-planet, serta benda-benda langit
lainnya semula berbentuk nebula ( sekumpulan bintang di langit yang tampak
seperti massa debu dan gas berpijar bercahaya di ruang angkasa ).
Teori kabut (nebula) menyatakan bahwa bintang-bintang di
angkasa meledak. Hasil ledakan yang berupa debu dan gas membentuk kabut. Kabut
ini disebut kabut asal atau nebula. Kabut ini selanjutnya memadat lalu meledak
lagi dan menghasilkan bintang-bintang baru dan planet-planet termasuk bumi.
Bintang baru yang tidak stabil akan meledak lagi dan membentuk kabut lagi. Ada
argumen yang menyatakan bahwa unsur-unsur yang terkandung di dalam bumi sama
dengan unsur yang terdapat pada matahari. Ilmu pengetahuan medern telah
menetapkan bahwa alam ini pada mulanya adalah satu padu dalam bentuk gas yang
sama. Kemudian terpecah menjadi beberapa nebula-nebula atau Sadim.
Sadim berarti debu atau kabut kosmik atau galaksi-galaksi yang langit dan bumi
terjadi di dalamnya. Dari pernyataan ini dapat diketahui bahwa matahari tercipta
dari hasil ledakan yang terjadi dari tekanan yang sangat panas sekali yang
menghasilkan pemisahan sempurna.
Terdapat indikasi bahwa ketika di alam ledakan, materi-materi
alam terpencar ke sekeliling matahari di ruang angkasa. Peristiwa ini selesai
dengan terbentuknya benda-benda ruang angkasa yantg beraneka ragam.
Para ilmuwan telah menetapkan bahwa bumi merupakan bagian yang
telah terpisah dari matahari. Bumi pada waktu itu masih dalam bentuk gas panas
yang kemudian berangsur-angsur dingin. Setelah itu permukaan bumi menjadi beku
dan mulai bertambah tinggi. Dalam tahap proses ini, beberapa gas dan uap
memancar dari bumi untuk turun kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan,
lalu terjadilah air.Setelah bumi tercipta dan air telah turun bersama hujan, berikutnya
terbit pula berbagai mata air. Maka, di atas tanah telah dimungkinkan adanya
tumbuhan yang tumbuh dan berkembang. Hal tersebut ternyata telah terlebih
dahulu dipaparkan dalam Al-Qur’an, pada
surat Fushshilat ayat 11, Allah
SWT berfirman, yang artinya : ” Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit
sedangkan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan
kepada bumi, ” Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan senang
hati atau terpaksa. ” Keduanya menjawab, ” Kami datang dengan senang hati....”.
Teori big bang ( ledakan hebat
) menyatakan bahwa kira-kira 15 milyar tahun yang lalu, semua materi di angkasa
menyatu dan memadat (bekondensasi ) membentuk suatu bentukan yang mengecil.
Selanjutnya massa padat yang mengecil ini meledak dengan ledakan yang hebat.
Debu-debu dan gas-gas hasil ledakan membentuk buntang-bintang generasi baru.
Saat itulah diperkirakan awal terbentuknya alam semesta. Mengenai bentuk awal
bumi itu sendiri telah dipaparkan pula dalam Al-Qur’an, Surat An-Naazi’at ayat
30. Allah SWT berfirman, yang artinya : ” Bumi sesudah itu dihamparkan-Nya
”.
Di dalam kamus bahasa Arab
telah menjelaskan bahwa kata dahaa
berarti Ia menjadikan bumi itu seperti daa
hiyatun yaitu ” seperti telur ”. Ini sesuai dengan hasil pemotretan kamera
canggih dari satelit buatan yang telah mengabadikan beberapa bentuk gambar bumi
dilihat dari ruang angkasa. Hasil foto ini membuktikan bahwa bentuk bumi yang
hakiki adalah bulat. Dapat disimpulkan bahwa lafal dahaa dalam surat An-Nazi’aat menunjukkan dua arti, yaitu ( a )
datar dan luas, dan ( b ) bergulung
dalam terjadinya.
Inilah kejutan Al-Qur’an dalam
mengungkapkan keadaan bumi yang kita lihat dengan mata telanjang dalam bentuk
fenomena datar dan sangat luas. Padahal, bumi itu sebenarnya berbentuk bulat.
Bumi yang terbentuk sekitar 5
milyar tahun yang lalu dan makhluk hidup yang pertama di bumi muncul sekitar 1
milyar tahun kemudian. Teori mengenai asal-usul kehidupan, dapat dibedakan
menjadi dua teori pokok yaitu teori abiogenesis
dan biogenesis.
A. Teori Abiogenesis
Menurut Aristoteles, ahli
filsafat Yunani Kuno ( 384-322 SM ), makhluk hudup terbentuk secara
spontan. Teori ini dikembangkan setelah Aristoteles menemukan belatung yang
muncul secara tiba-tiba pada daging yang membusuk. Akhirnya belatung itu akan
menjadi lalat. Dia berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba,
seperti halnya belatung dari daging yang membusuk. Teori ini dikenal sebagai
teori generatio spontana. Oleh karena makhluk hidup berasal dari benda
tidak hidup maka teori ini disebut teori abiogenesis. Teori Abiogenesis
bertahan hingga abad ke 17-18.
Pendukung teori Aristoteles
adalah Needham dan Anthony Van Leenwenhoek. Needham
melakukan penelitian dengan merebus sepotong daging dalam wadah selama beberapa
menit ( tidak sampai steril ). Air rebusan daging tersebut disimpan dan ditutup
dengan tutup botol dari gabus.
Setelah beberapa hari air
kaldu menjadi keruh yang disebabkan oleh adanya mikroba. Needham berkesimpulan
bahwa mikroba berasal dari air kaldu.
Pada percobaan yang dilakukan
Anthony Van Leenwenhoek ( abad 18 ) di dalam penelitiannya berhasil membuat
mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami. Penemua
Leenwenhoek ( penganut teori abiogenesis ) ini memperkuat teori generatio
spontanea sebab teori ini membuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari benda
mati ( jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerami ).
B. Teori Biogenesis
Teori abiogenesis Aristoteles diragukan
oleh banyak ahli di antaranya Francesco
Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis
Pasteur. Mereka percaya bahwa makhluk hidup berkembang dari makhluk hidup
pula. Teori mereka dinamakan teori biogenesis. Ketiganya melakukan
penelitian untuk membuktikan pemekiran mereka.
1. Percobaan Redi
Orang yang pertama melakukan percobaan untuk
menentang teori abiogenesis dari Francesco
Redi ( 1626-1697 ), seorang fisikawan Italia. Redi melekukan dua kali
percobaan. Pada percobaan pertama pada tahun 1668, Redi menggunakan dua kerat
daging segar dan dua stoples. Stoples 1 diisi dengan kerat daging dan ditutup
rapat-rapat, sedangkan stoples 2 diisi dengan kerat daging dan dibiarkan
terbuka.
Setelah
beberapa hari, pada stoples 1, pada daging tidak ditemikan larva lalat. Pada
stoples 2 daging telah membusuk dan di dalam daging terdapat banyak larva. Redi
menyimpulkan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi
berasal dari lalat yang masuk kemudian bertelur pada keratan daging dan telur
tersebut menetas menjadi larva. Akan tetapi percobaan ini mendapat sanggahan
dari para ilmuwan pengikut teori abiogenesis.
Sanggahan
dari para ilmuwan tersebut adalah
kehidupan pada stoples 1 tidak dapat terjadi karena stoples tersebut tertutup
sehingga tidak ada kontak dengan udara. Akibatnya tidak ada daya hidup di dalamnya.
Untuk
menjawab sanggahan itu, Redi melakukan percobaan kedua, yaitu meletakkan daging
pada stoples yang ditutupi kain kasa yang memungkinkan masih adanya hubungan
dengan udara. Hasil percobaan menunjukkan keratan daging membusuk, pada dagung
menunjukkan sedikit larva pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak
larva dari pada yang adadi daging. Redi berkesimpulan bahwa larva bukan berasal
dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang hinggap di kain dan
beberapa telur jatuhnya pada daging.
2. Percobaan Spallanzani
Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799 ),biologiwan Italia pada tahun
1765 melakukan percobaan menggunakan air rebusan daging dan dua macam
perlakuan pada labu. Labu 1 diisi air kaldu kemudian dipanaskan 15° C selama
beberapa menit dan dibiarkan terbuka selama beberapa menit. Sedangkan labu 2
diisi air kaldu yang ditutup rapat dengan disumbat gabus. Kemudian labu
dipanaskan hingga mendidih. Selanjutnya kedua macam labu tersebut didinginkan.
Setelah kurang lebih satu minggu, hasil percobaan menunjukkan pada labu 1 air
kaldu menjadi keruh dan berbau busuk dan banyak mengandung mikroorganisme. Pda
labu 2 air kaldu tetap jernih dan tidak berbau busuk. Akan tetapi jika labu 2
kemudian dibuka dan disimpan lebih lama lagi, air kaldu menjadi keruh dan
berbau busuk.
Kesimpulan
Spallanzani adalah pada tabung yang terbukaterdapat kehidupan yang berasal dari
mkroorganisme yang ada di udara. Pada tabung yang tertutup tidak terdapat
kehidupan. Ini membuktikan kehidupan bukan berasal dari air kaldu.
3. Percobaan Pasteur
Orang
yang berhasil menumbangkan teori abiogenesis sehingga tidak tersanggahkan
adalah ahli biokimia berkabangsaan
Perancis, yaitu Louis Pasteur (
1822-1892 ). Pasteur melakukan percobaan yang merupakan penyempurnaan dari percobaan
Spallanzani. Pasteur menggunakan tabung berleher. Percobaannya adalah sebagau
berikut :
a) Tabung
berleher seperti angsa diisi air kaldu. Leher angsa itu dibuat untuk
menjaga adanya hubungan tabung dengan udara luar. Kemudian air kaldu dipanaskan
untuk mensterilkan kemungkinan adanya mikroorganisme.
b) Labu yang telah didinginkan diletakkan di
tempat yang aman. Udara dari luar dapat masuk ke dalam labu. Karena bentuk pipa
seperti leher angsa, debu dan mikroorganisme yang ada di udara menempel di
dasar leher angsa, sehingga udara yang masuk ke dalam labu adalah udara yang
steril. Jadi, di dalam percobaan Pasteur ini masih ada daya hidup seperti yang
dipersoalkan oleh penganut paham abogenesis. Setelah dibiarkan beberapa hari,
air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
c) Tabung berisi air kaldu tersebut
dipecahkan lehernya, sehingga air kaldu bersentuhan dengan udara luar secara
langsung. Setelah beberapa hari disimpan, air kaldu dalam tabung menjadi busuk
dan banyak mangandung mikroorganisme.
Kesimpulan
hasil penelitian Pasteur adalah mikroorganisme yang ada pada air kaldu bukan
dari cairan ( benda tidak hidup ), melainkan dari mikroorganisme yang terdapat
di udara. Mikroorganisme yang adad di udara itu masuk ke dalam tabung
bersama-sama debu.
Hasil
percobaan Pasteur ini menggunakan teori abiogenesis. Pasteur mengajukan teori
baru tentang asal-usul kehidupan. Teori ini menyatakan bahwa
1. Setiap makhluk hidup berasal dari telur.
2. Setiap telur berasal dari makhluk hidup.
3. Setiap makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup sebelumnya.
Teori inilah yang dikenal
sebagai teori biogenesis.
C. Teori Lain
Teori Pasteur ternyata belum memuaskan benar untuk
menjawab pertanyaan tentang dari mana makhluk hidup pertama kali berasal.
Bagaimana proses pembentukannya, dan dari mana makhluk hidup pertama kali
terbentuk. Atas prtanyaan-pertanyaan itu muncullah berbagai teori sebagai
berikut :
1. Teori Kreasi Khas
Teori menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat
supranatural ( ghaib ) pada saat istimewa.
Segala spesies makhluk hidup saat ini ada sejak dahulu. Pengikut dari teori ini
adalah Carolus Linnaeus dan Harun Yahya.
2. Teori Kataklisma
Teori ini menyatakan bahwa segala spesies diciptakan
sendiri-sendiri dan berlangsung dalam periode-periode, di mana antara periode
satu dengan periode yang lain terjadi bencana. Bencana-bencana itu
menghabcurkan spesies-spesies sebelumnya dan memunculkan spesies baru. Pendapat
ini dipelopori oleh Cuvier.
3. Teori Kozmozoan
Teori ini menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet
bumi berasal dari mana saja. Kehidupan di bumi berasal dari protoplasma yang
membentuk spora-spora kehidupan. Spora kehidupan mencapai permukaan bumi secara
tidak sengaja dan berasal dari mana saj di alam ini.
4. Teori Evolusi Biokimia
Beberapa ilmuwan saat ini ada yang lebih cenderung
berteori bahwa makhluk hidup terbentuk berdasarkan hukum fisika-kimia dan teori
itu dikenal dengan teori evolusi
biokimia.
Salah satu teori yang menyatakan bahwa munculnya makhluk
hidup sebagai akibat dari terjadinya evolusi biokimia adalah teori
neobiogenesis atau naturalistik. Menurut
teori ini, di bumi mula-mula terjadi evolusi kimia atau evolusi abiologis dan
selanjutnya terjadi evolusi biologis.
Menurut teori
evolusi kimia, bumi diperkirakan berusia 15 milyar tahun yang lalu. Ketika bumi
terlepas dari matahari, suhu mencapai 40.000 sampai 80.000 ºC. Bumi
berangsur-angsur mendingin, dimulai dari bagian luarnya. Zat-zat yang memiliki
berat molekul tinggi bergerak menuju ke pusat bumi, sedangkan yang BMnya kecil
berada di permukaan bumi. Gas-gas yang memiliki BM kecil terdapat di lapisan
terluar bumi, membentuk atmosfer bumi. Di antara gas-gas terdapat uap air ( H2O ), amonia (
NH4 ), karbon dioksida ( CO2 ), dan metana ( CH4 ). Ketika suhu turun dan
mencapai titik kondensasi, terjadi hujan. Air sebagian besar menempati daerah
rendah menjadi lautan. Maka terbentuklah sungai, danau dan lautan.
Pada tahun 1933 ilmuwan geologi, Finighrudof, menetapkan bahwa susunan kimia seluruh
makhluk hidup adalah sama. Misalnya unsur-unsur hidrogen, oksigen, nitrogen,
fosfor dan belerang.
Pada tahun 1936 ahlu biokimia Rusia, Alexander
Ivanivich Oparin
mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia terjadi sebelum kehidupan di bumi ini
ada. Menurut Oparin, pada awalnya atmosfer bumi mempunyai zat-zat anorganik
berupa uap air, amunia, karbon dioksida, dan
metana. Zat-zat tersebut bereaksi membentuk zat-zat organik dan asam
amino, karena energi radiasi benda-benda angkasa dan energi listrik dari petir
yang ada saat itu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa terbentuknya senyawa
organik terjadi secara bertahap yang dimulai dari bereaksinya bahan-bahan
organik yang terdapat di atfmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk
senya-senyawa organik kompleks.
Suhu bumi
terus menurun. Ketika suhu mencapai titik kondensasi, terjadi hujan. Air hujan
yang turun akan ” mencuci ” permukaan batuan bumi dan membawa larutan zat
organik ke lautan yang masih panas. Para pakar menyebut lautan itum sebagai
”Sup Prabiotik ” atau Sup Primordial
( Sup Purba ).
Sup Prabiotik
ini berakumulasi membentuk molekul organik kecil secara bertahap di lautan
misalnya, asam amino dan nukleotida. Molekul organik kecil bergabung membentuk
senyawa makromolekul misalnya, protein dan nukleat. Selanjutnya senyawa
makromolekul membentuk molekul dalam bentuk tetesan yang disebut Protobion dan mempunyai ciri kimia yang
berbeda dengan lingkungannya.
Dalam evolusi
biologis menyatakan bahwa di atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi
yang menghasilkan senyawa-senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi
sinar ultra violet.
Senyawa
membentuk timbunan gumpalan ( koaservat ) yang kemudian membentuk timbunan jajaran
molekul lipid ( lemak ) sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang
dianggap sebagai selaput sel primitif yang memberi stabilitas pada koaservat.
Tahapan
Evolusi Kimia dan Biologis Berdasarkan Teori Oparin
Tahapan dalam Evolusi Kimia
a. Sintesis gas-gas anorganik ( H2O, H2, NH3,
CH4 ) muncul air karena kondensasi.
b. Monosakarida, gliserin, asam lemak, asam
amino, purin, pirimidin, ATP, glukosa dan lain-lain di lautan dan terendam di
perairan ( unit pembangunan molekul sederhana ).
c. Reaksi-reaksi kimia membentuk
polisakarida, lemak, protein, enzim, nukleotida dan asam nukleat.
d. Reaksi asam nukleat dan protein ( DNA dan
RNA ), nukleoprotein yang mempunyai sifat reproduksi, mutasi, nutrisi, dan
agregasi.
e. Membran, ribosom, kromatin dan mikrotubul
(makromolekul dan organel)
Tahapan dalam Evolusi Biologis
a. Nukleus, mitokondri, badan golgi, unit
pembangun ( organel ).
b. Individu bersel satu yang belum memiliki
membran inti ( prokarita ).
c. Sel yang mempunyai membran inti (
eukariota ).
d. Sel yang mampu melakukan respirasi
aerobik.
e. Sel yang mampu berfotosintesis.
Pada tahun 1953
hipotesis tentang evolusi kimia didukung oleh Harold Urey dan muridnya Stanley
Miller dari Universitas Chicago, Amerika Serikat. Urey menyatakan zat-zat
organik terbentuk dari zat-zat anorganik. Menurut Urey, zat-zat anorganik yang
ada di atmosfer berupa zat karbon dioksida, metana, amonia, hidrogen dan uap
air. Semua zat itu membentuk organik karena energi petir. Murid Urey, Stanley
Miller berhasilmembuktikan dugaan gurunya di laboratorium.
Menurut teori
Urey, proses terbentuknya makhluk hidup dapat dijelaskan atas 4 tahapan yaitu :
Tahap 1. Molekul metana, amonia, hidrogen dan uap
air tersedia sangat banyak di atmosfer bumi.
Tahap 2. Energi yang diperoleh dari aliran
listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis mengakibatkan zat-zat bereaksi
membentuk molekul-molekul zat yang lebih besar.
Tahap 3. Terbentuknya zat-zat hidup yang paling
sederhana yang susunan kimianya dapat disamakan dengan susunan kimia pada
virus.
Tahap 4. Zat hidup yang terbentuk berkembang
dalam waktu jutaan tahun menjadi organisme ( makhluk hidup ) yang lebih kompleks.
Miller membuat
percobaan di laboratorium dengan membuat model sederhana yang dapat digunakan
untuk membuktikan teori Urey. Miller memasukkan uap air, metana, gas hidrogen,
dan karbon dioksida ke dalam tabung percobaan. Tabung tersebut dipanaskan. Untuk
mengganti energi listrik halilintar ke dalam alat perangkat tersebut dilewatkan
lecutan listrik bertegangan tinggi sekitar 75.000 Volt. Semua itu dimaksudkan
untuk meniru kondisi permukaan bumi pada waktu terjadi pembentukan zat organik
secara spontan.
Karena energi
listrik, terjadilah reaksi-reaksi di dalam tabung membentuk zat-zat baru.
Zat-zat yang terbentuk didinginkan dan ditampung.
Setelah percobaan
berlangsung seminggu, hasil reaksi itu dianalisis. Ternyata di dalamnya
terbentuk zat organik sederhana misalnya, asam amino, gula sederhana seperti
ribosa dan adenin. Dengan demikian Miller dapat membuktikan bahwa zat organik
dapat terbentuk dari zat-zat anorganik secara spontan.
Setelah percobaan
dilakukan oleh Miller, para ahli berlomba melakukan percobaan serupa. Jika ke
dalam gas itu dimasukkan fosfat maka akan terbentuk ATP ( adenin trifosfat )
yaitu senyawa berenergi tinggi.
Ada pula peneliti
yang berhasil menemukan perubahan metana, amonia, hidrogen dan air menjadi
molekul-molekul gula, asam amino, purin dan pirimidin. Purin dan Pirimidin
merupakan zat dasar pembentuk DNA, RNA,
ATP dan ADP.
Ditemukannya
molekul hidup DNA dan RNA memunculkan teori yang menyatakan bahwa zat tersebut
merupakan pemicu munculnya kehidupan. DNA atau RNA-kah yang terbentuk pertama
kali ?
Para pakar
berpendapat bahwa RNA merupakan molekul hidup yang diduga muncul pertma kali di
permukaan bumi, alasannya karena RNA lebih sederhana dibandingkan dengan DNA.
Selain itu RNA memiliki sifat mudah terbentuk dan mudah terurai serta dapat
berfungsi sebagai enzim.
Setelah
terbentuknya RNA kemudian terbentuk DNA, yang nerupakan molekul yang lebih
mantap. DNA terbentuk oleh peristiwa transkripsi balik yaitu RNA membentuk DNA
yang komplemen. Karena DNA lebih mantap dibandingkan dengan RNA, maka jumlah
DNA semakin meningkat. Kini justru DNA dapat membentuk RNA komplemennya. RNA
dapat membentuk protein yang terbentuk sesuai ” perintah ” DNA. Sejak saat itu
di dalam sup prabiotik berlangsung ” aliran perintah kehidupan ” ( dogma
sentral biologi ) yakni dari DNA menjadi RNA, lantas menjadi protein. Maka
protein di dalam sup prabiotik akan semakin melimpah.
Asal-usul
kehidupan secara singkat dapat dikatakan bahwa di dalam sup prabiotik
terkandung zat-zat organik, DNA dan RNA. RNA dapat melakukan sintesis protein
atas perintah DNA. Dengan demikian di dalam sup prabiotik terdapat protein.
Setelah itu terbentuklah sel pertama. Sel tersebut hidup secara heterotrof,
yang mendapatkan makanan dari lingkungannya
berupa zat-zat organik yang melimpah. Sel tersebut mampu membelah diri sehingga
jumlahnya semakin banyak, sejak saat itu berlangsunglah evolusi biologis.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Tulisan
Tulisan ini bersifat argumentatif. Hal ini dapat
diketahui dari banyaknya pemaparan-pemaparan yang berasal dari teori-teori yang
dikemukakan oleh para ahli sesuai dengan judul karya tulis yang diangkat.
B. Pengumpulan Informasi
Dalm mengumpulkan informasi, penulis menggunakan metode Library Research yaitu dengan mengumpulkan sejumlah bahan bacaan yang ada
hubungannya dengan judul karya tulis ini.
C. Pengambilan Kesimpulan
Dalam pengambilan kesimpulan, penulis
berpatokan kepada rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya. Kesimpulan
yang diambil harus relevan dengan apa yang dibahas di dalam karya tulis ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dengan adanya teori biogenesis yang dikemukakan oleh Louis Pasteur maka teori generatio spontanea pun tumbang. Akan
tetapi muncul masalah baru, yaitu di manakah unsur kehidupan pertama kali
timbul ? Banyak pihak yang berpendapat bahwa kehidupan muncul dari akibat
reaksi-reaksi kimia yang diawali molekul berukuran kecil. Molekul-molekul satu
dengan lain, dengan bantuan energi atau panas, menghasilkan molekul yang lebihn
besar, atau dari senyawa anorganik menjadi senyawa organik terutama protein
sebagai bahan dasar atau inti sel makhluk hidup. Kejadian secara teoritis
tersebut merupakan awal terbentuknya sel yang bersifat primitif. Sel-sel
tersebut yakni :
A. Sel Prokariotik
Sel primitif yang terbentuk adalah sek
prokariotik yakni sel sederhana yang tidak memiliki membran inti. Sel primitif
itu hanya memiliki membran inti. Sel primitif itu hanya memiliki membran sel.
Sitoplasma yang mengandung DNA dan RNA hasil transkripsi serta zat-zat organik
yang berasal dari lingkungannya sebagai makanan. Tidak ada mitokondria yang
berfungsi menghasilkan energi di dalamnya. Kalau demikian, sel tersebut
bersifat anaerobik. Ini sesuai dengan kondisi lingkungan saat itu yang kadar
oksigennya masih rendah.
B. Sel Autotrof
Sel heterotrof primitif terus menerus berkambang biak sehingga bahan makana
berupa bahan organik terus menipis. Kondisi demikian memaksa sel harus membuat
makanan sendiri. Menbran sel atau mebran plasmanya melekuk ke dalam, membentuk
lembaran-lembaran fotosintetik untuk menangkap energi sinar guna membentuk zat
organik dari zat anorganik.
Maka muncullah sel autotrof sebagi cikal
bakal sel tumbuhan. Munculnya sel autotrof memungkinkan terjadinya fotosintesis.
Dengan ini dikemukakan berdasarkan kenyataan yang ada saat ini. Saat ini
dijumpai bakteri yang mampu berfotosintesis yang dikenal sebagai bakteri fotosintetik. Bakteri
fotosintetik adalah organisme prokariotik yang memiliki lamela fotosintetik
sehingga mampu berfotosintesis. Diduga sel autotrof pada zaman dahulu mirip
dengan bakteri fotosintetik yang hidup saat ini.
Proses
fotosintesis menghasilkan oksigen. Semakin banyak sel autotrof, semakin banyak
pila oksigen yang diperlukan dan semakin banyak pula oksigen yang dikeluarkan.
Proses fotosintesis menyebabkan kadar gas karbon dioksida di atmosfer semakin
berkurang, sementara kadar gas oksigen semakin bertambah.
C. Sel Eukariotik
Organisme eukariotik diduga muncul sekitar 1,5 milyar yang lalu. Para pakar
menduga organisme eukariotik bersal dari organisme eukariotik
Di dalam sel prokariotik terdapat DNA. DNA
merupakan materi genetik yang menentukan sifat organisme. Mengingat pentingnya
peranan DNA, maka zat ini perlu dilindungi. Membran sel mengalami pelekukan ke
dalam, sehingga mengelilingi DNA. Membran yang
berada di dalam bersatu membentuk membran nukleus dalam, sedangkan yang
sebelah luar menjadi membran nukleus luar. Jadi membran yang mengelilingi DNA
tadi merupakan membran rangkap.
Hipotesis
ini di dasarkan adanya kenyataan saat ini bahwa membran nukleus itu :
1. Merupakan membran rangkap, terdiri dari
membran dalam dan membran luar.
2. Membran luar nukleus memiliki hubungan
secara langsung dengan membran sel melalui retikulum endoplasma. Hubungan ini
merupakan sisa-sisa membran plasma yang melekuk ke dalam. Dengan terbentuknya
membran nukleus maka terbentuklah sel eukariotik. Jadi sel eukariotik merupakan
hasil evolusi dari sel prokariotik.
D. Mitokondria
Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa sel
heterotrof yang terbentuk merupakan sel
anaerobik. Mengingat energi yang dihasilkan kecil, organisme berevolusi agar
dihasilkan energi yang cukup banyak. Caranya, sel melakukan respirasi secara
aerobik, melalui daur Krebs. Jadi respirasi aerobik muncul kemudian setelah
respirasi anaerobik.
Untuk melakukan respirasi aerobik diperlukan alat khusus,
yaitu mesosom. Mesosom adalah pelekukan membran sel ke dalam. Di dalam mesosom
terdapat enzim-enzim pernafasan aerobik.
Dengan demikian terdapat beberapa macam sel yaitu sel
prokariotik anaerobik, sel prokariotik aerobik dan sel eukariotik anaerobik.
Selanjutnya sel eukariotik anaerobik ” menelan ” sel prokariotik aerobik.
Selanjutnya prokariotik itu hidup di dalam sel eukariotik dan melakukan
simbiosis mutualisme. Sebagai sel inang
sel eukariotik mendapatkan energi dari sel prokariotik sebagai simbion,
sel prokariotik mendapatkan asam piruvat dari sel inang. Simbiosis mutualisme
tersebut berlangsung demikian eratnya dan dalam perkembangan selanjutnya sel
prokariotik tersebut berubah dan menjadi mitokondria,
yakni organel penghasil energi yang terdapat di dalam sel. Simbiosis antar sel
prokariotik aerobik dengan sel-sel eukariotik anaerobik yang demikian itu
dikenal sebagai endosimbiosis. Jadi mitokondria diduga berasal dari sel
prokariotik aerobik yang tertelan oleh sel eukariotik anaerobik. Dugaan itu
dikenal sebagai hipotesis endosimbiosis.
Dasar dari dugaan itu dari
adanya kenyataan saat ini, yaitu :
1. Mitokondria memiliki dua membran yaitu
membran dalam dan membran luar. Membran dalam diduga berasal dari membran
bakteri aerobik sedangkan, membran luar diduga berasal dari membran sel inang
yang melekuk ke dalam ketika menelan sel bakteri.
2. Saat ini masih ada bakteri aerobik yang
memiliki mesosom sebagai penghasil energi. Diduga, sel aerobik itu mirip dengan
bakteri aetobik.
3. Di dalam mitokondria terdapat DNA yang
mengontrol pembuatan polipeptida yang berbeda dengan DNA inang. DNA mitokondria
mirip dengan DNA prokariotik.
4. Polipeptida yang sintesis di dalam mitokondria
digunakan sendiri oleh mitokondria tersebut. Polipeptida ini berbeda dengan
polipeptida sel inang.
5. Mitokondria mampu membelah diri seperti
halnya bakteri, sehingga jumlahnya dapat bertambah banyak.
6. Pada proses evolusi selanjutnya, sel-sel
eukariotik yang aerobik ini membentuk flagel dan silia. Kingdom protista adalah
organisme bersel satu dan memiliki membran inti, yangb terdiri atas Protozoa
dan ganggang bersel satu.
E. Kloroplas
Kloroplas juga terbentuk melalui
endosimbiosis. Pda waktu itu telah terbentuk sel autotrof yang diduga mirip
dengan Cyanobacteria ( bakteri biru ) yang hidup sekarang. Sel purba heterotrof
yang bernafas secara aerobik dan telah memiliki membran unit inti, menelan sel
aurotrof yang mampu berfotosintesis. Sel autotrof yang hidup di dalamnya
mendapatkan karbon dioksida dan air dari sel inangnya, sementara sel inangnya
mendapatkan oksigen dan hasil-hasil fotosintesis. Simbiosis mutualisme ini
sedemikian eratnya sehingga akhirnya sel autotrof menjadi kloroplas. Maka
terbntuklah sel berkloroplas, berinti, memiliki mitokondria, yang merupakan
cikal bakal sel tumbuhan.
Hipotesis endosimbiosis ini
dikemukakan berdasarkan kenyataan yang ada sekarang, yaitu :
1. Kloroplas memiliki membran rangkap dan
membran luarnya mirip dengan struktur membran sel.
2. Ada bakteri fotosintetik (Cyanobacteria)
yang memiliki membran fotosintetik yang
mirip dengan tilakoid klorofil. Klorofil terdapat di dalam membran tilakoid.
3. Di dalam kloroplas terdapat DNA yang juga
dijumpai pada bakteri fotosintetik. DNA kloroplas memiliki fungsi tersendiri
dan tidak dipengaruhi oleh DNA nukleus sel inang.
4. Kloroplas dapat bertambah banyak melalui
pembelahan, seperti halnya bakteri.
Setelah teori
dari Louis Pasteur ada pula pendapat yang mengatakan bahwa kehidupan pertama terjadi
di atmosfer atas dasar terbentuknya asam amino ( protein ) sebagai substansi
kehidupan.
Pada suatu
ketika atmosfer bumi kaya akan molekul gas karbon dioksida, metana, amonia,
hidrogen dan uap air. Gas-gas tersebut tersusun dari atom-atom C, H, O dan N
yang dijumpai pada asam amino, sedangkan asam amino adalah penyusun protein.
Akibat loncatan bunga api listrik ketika terjadi petir dan radiasi sinar
kosmik, moleku-molekul itu bereaksi membentuk asam amino. Adanya asam amino
memungkin terbentuknya kehidupan. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Harold
Urey ( 1893 ) ahli kimia Amerika dan Oparin ( 1929 ) ahli biokimia Rusia.
Melalui
proses evolusi bentuk kehidupan yang pertama itu berkembang menjadi berbagai
jenis makhluk hidup. Pembentukan molekul organik kompleks pada lautan primitif
merupakan awal terjadinya kehidupan baik tumbuhan maupun hewan. Tumbuhan dan
hewan yang terbentuk pun memiliki bentuk awalnya masing-masing yang masih
sangat sederhana, seperti :
1. Bentuk Awal Tumbuhan
Telah
disinggung pada penjelasan sebelumnya bahwa terbentuknya mikroorganisme
autotrof diduga berasal dari sel eukariotik yang menelan bakteri
fotosintetik yang membentuk sel eukariotik yang
memiliki mitokondria dan berkloroplas. Bentuk awal tumbuhan diduga mirip
Protista yang berflagela. Organisme yang demikian ini berevolusi menjadi alga
hijau. Selanjutnya terjadi perkembangan alga bersel satu menjadi alga bersel
banyak.
2. Bentuk Awal Hewan
Bentuk
awal hewan diduga mirip Protista yang berflagela yang kemudian kehilangan
kloroplasnya berkembang menyerupai flagelata yang ada sekarang. Teori lain
mengatakan sel hewan berkembang dari sel eukariotik aerobik. Organisme ini berevolusi membentuk kelompok Protozoa.
Selanjutnya
terjadi perubahan dari hewan bersel satu menjadi hewan bersel banyak. Diduga
hewan bersel banyak mula-mula berbentuk bola yang berongga, dan terdiri dari
satu lapisan sel-sel. Berdasarkan hipotesis, hewan ini Blastea. Namun Blastea diambil dari satu bentuk dalam perkembangan
embrio yaitu Blastula.
Alga dan protozoa yang ada sekarang ini merupakan
hasil radiasi yang pertama, sedangkan blastea tidak dijumpai lagi kecuali pada
bentuk blastula dalam perkembangan embrio hewan bersel banyak. Bentuk blastea
memungkinkan untuk berkembang lebih jauh pada radiasi kedua dan ketiga.
Dari
penjelasan tersebut dikatakan bahwa terdapat bentuk awal dari hewan. Evolusi
biologis yang semakin cepat dibandingkan dengan evolusi biologis pertama pada
Protista yang hidup di laut membuatnya berevolusi. Dimulai dari Filum Porifera,
Filum Cridaria dan Filum Plathyhelminthes. Plathyhelminthes bercabang tiga.
Cabang pertama bercabang lagi menjadi Filum Mollusca, Filum Annelida dan Filum
Arthopoda. Cabang kedua menjadi Filum Nematoda sedangkan cabang ketiga menjadi
dua yaitu Filum Echinodermata dan Filum Chordata.
Evolusi invertebrata dapat
diketahui bahwa evolusi vertebrata berasal dari nenek moyang berupa
Echinodermata modern yang sekarang ini, misalnya bintang laut ( Asterias ),
Hemichordata, Chordata primitif seperti Tunicata dan Lanceleolatus. Vertebrata
modern meliputi tujuh kelas yaitu Agnatha, Condrichtyes, Ostechtyes, Amphibia,
Reptilia, Aves dan Manusia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kejadian bumi telah banyak diterangkan
oleh Al-Qur’an. Dijelaskan bahwa bumi awalnya adalah gas panas berangsur-angsur
dingin. Hal ini dikemukakan pula di dalam Al-Qur’an yang ternyata telah ada
jauh sebelum pengetahuan akan hal ini muncul.
2. Makhluk hidup berasal dari reaksi-reaksi
kimiawi yang diawali molekul berukuran kecil yang membesar akibat energi atau
panas atau senyawa anorganik menjadi senyawa organik yang terjadi di
atmosfer atas dasar adanya asam amino
yang tersusun dari atom-atom C, H, O dan N yang merupakan zat penyusun protein,
dimana protein ini sebagai substansi makhluk hidup.
3. Molekul-molekul sederhana substansi
makhluk hidup terbentuk di atmosfer bumi yang kaya akan moleku-molekul
anorganik yang berupa gas karbon dioksida, metana, amino, hidrogen dan air.
4. Kejadian makhluk hidup diperkirakan
berlangsung 4 milyar tahun yang lalu setelah bumi terbentuk 5 milyar tahun
sebelumnya. Kehidupan terbentuk melalui suatu proses evolusi yang terjadi
secara berangsur-angsur dalam waktu yang sangat lama.
5.
Proses
pembentukan makhluk hidup itu sendiri dimulai dari adanya reaksi molekul kecil
kimia dan dengan adanya energi menjadi berkembang. Setelah berkembang lebih
maju dihasilkanlah asam amino. Atmosfer yang tersusun atas atom-atom yang
banyak dijumpai pada asam amino. Asam amino menyusun diri membentuk substansi
kehidupan yaitu protein. Dari protein ini dihasilkanlah sel-sel yang bersifat
primitif.
B. Saran
Dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar,
penulis menyarankan :
1.
Materi
yang diberikan secara teori agar kiranya dapat diimbangi dengan praktek sesuai
materi yang terkait. Kalau bisa penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan
yang membahas mengenai materi itu dapat pula dipraktekkan oleh para siwa ( i ).
2.
Penulis
mengharapkan agar kiranya pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun guna penyempurnaan penulisan karya tulis yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdushshamad, M. Kamil. 2002. Mukjizat
Ilmiah dalam Al-Qur’an. Jakarta
: AKBAR MEDIA EKA SARANA
Burnei, David. 1994.Concise
Encyclopedia Nature. Jakarta
: Grafindo Media Pratama
Burnei, David. 1997.Jendela Iptek : Kehidupan. Jakarta :
Balai Pustaka
Karmana, Oman. 2007.Cerdas Belajar Biologi. Bandung :
Grafindo Media Pratama
Sudarsono, Drs. 2002. Biologi 3. Surakarta : PT PABELAN
Tanpa nama,judul tulisan dan tanggal
http : // www.wikipedia. Com
RIWAYAT HIDUP
Usnamaulidawardianti Usman. Tempat
tanggal lahir, Ujung Pandang 30 Agustus
1993. Alamat Btn. Sompu Raya Permai blok G/2 Kecamatan Pattallassang
Kab.Takalar. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara dari
pasangan Drs. Usman Susaleh, MM. dan Hj.
St. Muliana.
Penulis
mulai masuk sekolah dasar di SDN. No. 1 Centre Pattallassang pada tahun 1999,
kemudian lulus pada tahun 2005 dan melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 takalar.
Setelah lulus SMP pada tahun 2008 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri.1
takalar. Sekarang penulis masih berusaha untuk belajar dan terus belajar untuk
mencapai cita – cita yang ia inginkan.
0 komentar:
Posting Komentar