Minggu, 24 Juni 2012

0 karia tulis Ilmiah



PROSES KEJADIAN BUMI SERTA ASAL-USUL KEHIDUPAN SECARA TEORITIS dan PRAKTIS



Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) Dan Ujian Akhir Sekolah (UAS)

Oleh :

USNAMAULIDAWARDIANTI USMAN
KELAS : XII  IPA  2
NIS. 11297




SEKOLAH MENENGAH ATAS
SMAN 1 TAKALAR
KABUPATEN TAKALAR
2011




PERSETUJUAN PEBIMBING

Judul: Proses Kejadian Bumi Serta Asal-Usul Kehidupan Secara Teoritis dan Praktis

Atas Nama Saudara :
               Nama         : Usnamaulidawardianti Usman
               NIS           :11297
               Kelas         : XII IPA 2
Karya tulis ini telah diperiksa dan diteliti pada hari Selasa tanggal, 10 Maret 2011. Karya tulis ini sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS).

Takalar, 10 Maret 2011
           


      Pembimbing I                                                                Pembimbing II


Hj. Sudihati, S.Pd                                                           Sumarni Yusuf, S.P                                          NIP 196212311987032108                                              NIP  580 392 246                                                                 
                                                                                                                                                                                                                        Mengetahui
                                            Kepala Sekolah SMAN 1 Takalar,


                                           
                                                  Drs. H. Muh. Ali, M.Pd
                                                        NIP   131 414 310



KATA PENGANTAR


            Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T. karena atas rahmat dan rezkinyalah sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional 2011.
Adapun judul dari karya tulis ini, yaitu ” Proses Kejadian Bumi Serta Asal-Usul Kehidupan Secara Teoritis dan Praktis”. Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa tentang kejadian bumi serta asal-usul kehidupan secara teoritis dan praktis dan apa saja dampak dari kejadian-kejadian yang terjadi. Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ini ialah agar manusia dapat mengantisipasi kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang. Karya tulis ini sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS).
Dalam penyelesaian karya tulis ini penulis mengalami banyak kesulitan, namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan, walaupun masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.      Ibu Hj. Sudihati, S.Pd            atas bimbingan dan segala bantuannya dalam penyusunan karya tulis ini.
2.      Ibu Sumarni Yusuf, S.Pd atas bimbingan dan segala bantuannya dalam penyusunan karya tulis ini.
3.      Drs. H. M. Ali, M.Pd yang telah mengesahkan karya tulis ini.

4.      Orang Tua tercinta atas doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan semangat serta kesabaran yang tak pernah ada habis-habisnya, yang telah mengasuh dan mendidik anak-anaknya.
5.      Teman-teman yang telah membantu dalam penulisan karya tulis ini, yang terus memberikan semangat dan inspirasi.
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis berusaha menyempurnakan karya tulis ini namun penulis masih membutuhkan kritik dan saran bagi pembaca agar karya tulis ini lebih sempurna.

                                                                                                                       Takalar, 10 Maret 2011
                                                                                                                                 Penulis


                                                                                                                      Usnamaulidawardianti Usman





DAFTAR ISI
Halaman Judul   ……………….........……………………………......
i
Halaman Pengesahan   ……..………………………………………...
ii
Kata Pengatar   ……………………………………………………….
iii
Daftar Isi   …………………………………………………………….
v
BAB I. PENDAHULUAN 

         A. Latar Belakang  ………………………………………………
1
         B. Rumusan Masalah  …...………………………………………
2
         C. Tujuan Penulisan   ……………………….…………………...
3
         D. Manfaat Penulisan    ……………………………….…………
3
  BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A.     Teori Abiogenesis   …………………………………………..
7
B.      Teori Biogenesis   ……………………………………………
7
C.      Teori Lain   …………………………………………………..
10
1.       Teori Kreasi Khas   ……………………………………..
10
2.      Teori Katak lisma   ………………………………………
10
3.      Teori Kosmozoan   ………………………………………
11
  BAB III.  METEDOLOGI PENELITIAN
21
A.     Jenis Tulisan   ……………………………………………..
16
B.      Pengumpulan Informasi   ……………………………………
16
C.     Pengambilan Keputusan   …………………………………….




16
BAB IV.    PEMBAHASAN            

  1. Sel Prokariotik   ……………………………………………..
17
  1. Sel Autotrof   ………………………………………………..
17
  1. Sel Eukariotik   ……………………………………………...
18
  1. Mitokondria   ………………………………………………..
19
  1. Kloroplas   …………………………………………………..
20
BAB V. PENUTUP

  1. Kesimpulan   ………………………………………………..
23
  1. Saran   ………………………………………………………
24
DAFTAR PUSTAKA
25
RIWAYAT HIDUP
26



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pembahasan mengenai asal-usul kehidupan mempersoalkan banyak masalah. Orang yang pertama kali mengemukakan teori mengenai asal-usul kehidupan adalah Aristoteles. Teori yang dikemukakannya dikenal sebagai teori generatio spontanea, yang berarti makhluk hidup terbentuk secara spontan dari benda yang tidak hidup. Teori ini dikenal pula sebagai teori abiogenesis ( a = tidak, bios = hidup, genesis = keturunan ),yang berarti makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup.
Teori yang dikemukakan oleh Aristoteles ini membuat ilmuwan-ilmuwan lain melakukan penelitian dan memunculkan teorinya. Dengan kata lain teori yang dikemukakan oleh Aristoteles ini tidak serta merta diterima begitu saja oleh para ilmuwan. Salah satunya adalah Louis Pasteur dengan mengemukakan teorinya yang disebut biogenesis. Menurut teori biogenesis bahwa semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Makhluk hidup berasal dari telur dan berasal dari makhluk hidup.
Selanjutnya teori Pasteur tersebut ditumbangkan lagi oleh teori Stanley Miller yang berpendapat bahwa makhluk hidup terbentuk dari benda yang tidak hidup, yakni dari senyawa-senyawa organik dan senyawa-senyawa organik itu terbentuk dari senyawa-senyawa anorganik yang terdapat melimpah pada zaman prabiotik. Zaman  prabiotik merupakan suatu zaman sebelum permukaan bumi dihuni makhluk hidup. Setelah makhluk hidup terbentuk muncullah zaman biotik hingga sekarang.
Paradigma-paradigma baru terus berkembang membahas permasalahan dari asal-usul kehidupan. Teori-teori yang dipaparkan para ilmuwan dikembangkan lagi oleh ilmuwan lain yang mengikuti salah satu teori yang telah ada sebelumnya. Penelitian-penelitian terus dilakukan untuk membuktikan anggapan-anggapan mengenai awal terbentuknyakehidupan yang pertama.
Misalnya saja RNA yang diduga merupakan molekul hidup yang pertama kali ada di permukaan bumi. Alasannya, karena molekul RNA merupakan polinukleotida yang paling sederhana dibandingkan dengan DNA, mudah terbentuk dan mudah terurai, mampu menggandakan diri sehingga bertambah banyak jumlahnya. Barulah setelah itu terbentuk DNA. DNA dan RNA merupakan molekul hidup karena mampu memperbanyak diri melalui replikasi.


B. Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang di atas, maka karya tulis ini yang menjadi rumusan masalah adalah:
  1. Bagaimana proses terbentuknya bumi menurut agama dan ilmu yang membahasnya?
  2. Dari mana makhluk hidup itu berasal?
  3. Di mana makhluk hidup terbentuk pertama kali?
  4. Kapan makhluk hidup terbentuk ?
  5. Bagaimana proses terbentuknya makhluk hidup itu ?
 C. Tujuan Penulisan
      Tujuan penulis pada karya tulis ini:
1.      Mendeskripsikan proses terbentuknya bumi menurut agama dan ilmu yang membahasnya.
2.      Mengetahui dari mana makhluk hidup itu berasal.
3.      Mengetahui dimana makhluk hidup terbentuk pertama kali.
4.      Mendeskripsikan kapan makhluk hidup terbentuk.
5.      Mendeskripsikan proses terbentuknya makhluk hidup.

D. Manfaat Penulisan
          Manfaat penulisan dalam karya tulis ini adalah:
  1. Karya tulis ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran bagi pembaca, khususnya rekan sesama pelajar Sekolah Menengah Atas.
  2. Dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pembaca mengenai keterkaitan antara kajian ilmiah Al-Qur’an dengan teori yang berkembang menyangkut kejadian bumi dan asal-usul kehidupan di muka bumi.
  3. Dapat dijadikan sebagai tolak ukur pembaca untuk mengembangkan teori dan penelitian seputar kehidupan makhluk hidup.
  4. Agar pembaca mengetahui bahwa Al-Qur’an ternyata telah banyak membahas ilmu pengetahuan bahkan sebelum manusia menemukannya.
  5. Agar pembaca mendapatkan pengetahuan dan pemahaman melalui berbagai pemaparan dari teori-teori dan pembuktiannya melalui penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan.
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

      Berdasarkan fosil dan perhitungan yang teliti, diduga kehidupan muncul di bumi sekitar 4 milyar tahun yang lalu. Para ahli berteori bahwa kehidupan itu terbentuk melalui suatu proses evolusi. Evolusi adalah suatu perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan dalam waktu jutaan dan bahkan bermilyar-milyar tahun lamanya. Sebelum membahas teori asal-usul kehidupan, terlebih dahulu akan dibahas teori terbentuknya bumi. Ada beberapa pendapat atau teori mengenai terjadinya bumi dan benda-benda langit lainnya, antara lain teori kabut ( nebula ) dan teori big bang. Para ilmuwan telah menemukan bahwa bumi, matahari dan planet-planet, serta benda-benda langit lainnya semula berbentuk nebula ( sekumpulan bintang di langit yang tampak seperti massa debu dan gas berpijar bercahaya di ruang angkasa ).
      Teori kabut (nebula) menyatakan bahwa bintang-bintang di angkasa meledak. Hasil ledakan yang berupa debu dan gas membentuk kabut. Kabut ini disebut kabut asal atau nebula. Kabut ini selanjutnya memadat lalu meledak lagi dan menghasilkan bintang-bintang baru dan planet-planet termasuk bumi. Bintang baru yang tidak stabil akan meledak lagi dan membentuk kabut lagi. Ada argumen yang menyatakan bahwa unsur-unsur yang terkandung di dalam bumi sama dengan unsur yang terdapat pada matahari. Ilmu pengetahuan medern telah menetapkan bahwa alam ini pada mulanya adalah satu padu dalam bentuk gas yang sama. Kemudian terpecah menjadi beberapa nebula-nebula atau Sadim. Sadim berarti debu atau kabut kosmik atau galaksi-galaksi yang langit dan bumi terjadi di dalamnya. Dari pernyataan ini dapat diketahui bahwa matahari tercipta dari hasil ledakan yang terjadi dari tekanan yang sangat panas sekali yang menghasilkan pemisahan sempurna.
      Terdapat indikasi bahwa ketika di alam ledakan, materi-materi alam terpencar ke sekeliling matahari di ruang angkasa. Peristiwa ini selesai dengan terbentuknya benda-benda ruang angkasa yantg beraneka ragam.
      Para ilmuwan telah menetapkan bahwa bumi merupakan bagian yang telah terpisah dari matahari. Bumi pada waktu itu masih dalam bentuk gas panas yang kemudian berangsur-angsur dingin. Setelah itu permukaan bumi menjadi beku dan mulai bertambah tinggi. Dalam tahap proses ini, beberapa gas dan uap memancar dari bumi untuk turun kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan, lalu terjadilah air.Setelah bumi tercipta dan air telah turun bersama hujan, berikutnya terbit pula berbagai mata air. Maka, di atas tanah telah dimungkinkan adanya tumbuhan yang tumbuh dan berkembang. Hal tersebut ternyata telah terlebih dahulu dipaparkan dalam Al-Qur’an, pada surat Fushshilat ayat 11, Allah SWT berfirman, yang artinya : ” Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit sedangkan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, ” Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan senang hati atau terpaksa. ” Keduanya menjawab, ” Kami datang dengan senang hati....”.   
Teori big bang ( ledakan hebat ) menyatakan bahwa kira-kira 15 milyar tahun yang lalu, semua materi di angkasa menyatu dan memadat (bekondensasi ) membentuk suatu bentukan yang mengecil. Selanjutnya massa padat yang mengecil ini meledak dengan ledakan yang hebat. Debu-debu dan gas-gas hasil ledakan membentuk buntang-bintang generasi baru. Saat itulah diperkirakan awal terbentuknya alam semesta. Mengenai bentuk awal bumi itu sendiri telah dipaparkan pula dalam Al-Qur’an, Surat An-Naazi’at ayat 30. Allah SWT berfirman, yang artinya : ” Bumi sesudah itu dihamparkan-Nya ”.
Di dalam kamus bahasa Arab telah menjelaskan bahwa kata dahaa berarti Ia menjadikan bumi itu seperti daa hiyatun yaitu ” seperti telur ”. Ini sesuai dengan hasil pemotretan kamera canggih dari satelit buatan yang telah mengabadikan beberapa bentuk gambar bumi dilihat dari ruang angkasa. Hasil foto ini membuktikan bahwa bentuk bumi yang hakiki adalah bulat. Dapat disimpulkan bahwa lafal dahaa dalam surat An-Nazi’aat menunjukkan dua arti, yaitu ( a ) datar dan luas, dan ( b )  bergulung dalam terjadinya.
Inilah kejutan Al-Qur’an dalam mengungkapkan keadaan bumi yang kita lihat dengan mata telanjang dalam bentuk fenomena datar dan sangat luas. Padahal, bumi itu sebenarnya berbentuk bulat.
Bumi yang terbentuk sekitar 5 milyar tahun yang lalu dan makhluk hidup yang pertama di bumi muncul sekitar 1 milyar tahun kemudian. Teori mengenai asal-usul kehidupan, dapat dibedakan menjadi dua teori pokok yaitu teori abiogenesis dan biogenesis.

A.  Teori Abiogenesis
       Menurut Aristoteles, ahli filsafat Yunani Kuno ( 384-322 SM ), makhluk hudup terbentuk secara spontan. Teori ini dikembangkan setelah Aristoteles menemukan belatung yang muncul secara tiba-tiba pada daging yang membusuk. Akhirnya belatung itu akan menjadi lalat. Dia berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba, seperti halnya belatung dari daging yang membusuk. Teori ini dikenal sebagai teori generatio spontana. Oleh karena makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup maka teori ini disebut teori abiogenesis. Teori Abiogenesis bertahan hingga abad ke 17-18.
Pendukung teori Aristoteles adalah Needham dan Anthony Van Leenwenhoek. Needham melakukan penelitian dengan merebus sepotong daging dalam wadah selama beberapa menit ( tidak sampai steril ). Air rebusan daging tersebut disimpan dan ditutup dengan tutup botol dari gabus.
Setelah beberapa hari air kaldu menjadi keruh yang disebabkan oleh adanya mikroba. Needham berkesimpulan bahwa mikroba berasal dari air kaldu.
Pada percobaan yang dilakukan Anthony Van Leenwenhoek ( abad 18 ) di dalam penelitiannya berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami. Penemua Leenwenhoek ( penganut teori abiogenesis ) ini memperkuat teori generatio spontanea sebab teori ini membuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati ( jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerami ).

B.  Teori Biogenesis
Teori abiogenesis Aristoteles diragukan oleh banyak ahli di antaranya Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Mereka percaya bahwa makhluk hidup berkembang dari makhluk hidup pula. Teori mereka dinamakan teori biogenesis. Ketiganya melakukan penelitian untuk membuktikan pemekiran mereka.

1.  Percobaan Redi
            Orang yang pertama melakukan percobaan untuk menentang teori abiogenesis dari Francesco Redi ( 1626-1697 ), seorang fisikawan Italia. Redi melekukan dua kali percobaan. Pada percobaan pertama pada tahun 1668, Redi menggunakan dua kerat daging segar dan dua stoples. Stoples 1 diisi dengan kerat daging dan ditutup rapat-rapat, sedangkan stoples 2 diisi dengan kerat daging dan dibiarkan terbuka.
            Setelah beberapa hari, pada stoples 1, pada daging tidak ditemikan larva lalat. Pada stoples 2 daging telah membusuk dan di dalam daging terdapat banyak larva. Redi menyimpulkan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang masuk kemudian bertelur pada keratan daging dan telur tersebut menetas menjadi larva. Akan tetapi percobaan ini mendapat sanggahan dari para ilmuwan pengikut teori abiogenesis.
            Sanggahan dari para ilmuwan tersebut  adalah kehidupan pada stoples 1 tidak dapat terjadi karena stoples tersebut tertutup sehingga tidak ada kontak dengan udara. Akibatnya tidak ada daya hidup di dalamnya.
            Untuk menjawab sanggahan itu, Redi melakukan percobaan kedua, yaitu meletakkan daging pada stoples yang ditutupi kain kasa yang memungkinkan masih adanya hubungan dengan udara. Hasil percobaan menunjukkan keratan daging membusuk, pada dagung menunjukkan sedikit larva pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak larva dari pada yang adadi daging. Redi berkesimpulan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang hinggap di kain dan beberapa telur jatuhnya pada daging.

2.   Percobaan Spallanzani
            Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799 ),biologiwan Italia pada tahun 1765 melakukan percobaan menggunakan air rebusan daging dan dua macam perlakuan pada labu. Labu 1 diisi air kaldu kemudian dipanaskan 15° C selama beberapa menit dan dibiarkan terbuka selama beberapa menit. Sedangkan labu 2 diisi air kaldu yang ditutup rapat dengan disumbat gabus. Kemudian labu dipanaskan hingga mendidih. Selanjutnya kedua macam labu tersebut didinginkan. Setelah kurang lebih satu minggu, hasil percobaan menunjukkan pada labu 1 air kaldu menjadi keruh dan berbau busuk dan banyak mengandung mikroorganisme. Pda labu 2 air kaldu tetap jernih dan tidak berbau busuk. Akan tetapi jika labu 2 kemudian dibuka dan disimpan lebih lama lagi, air kaldu menjadi keruh dan berbau busuk.
            Kesimpulan Spallanzani adalah pada tabung yang terbukaterdapat kehidupan yang berasal dari mkroorganisme yang ada di udara. Pada tabung yang tertutup tidak terdapat kehidupan. Ini membuktikan kehidupan bukan berasal dari air kaldu.

3.   Percobaan Pasteur         
            Orang yang berhasil menumbangkan teori abiogenesis sehingga tidak tersanggahkan adalah ahli biokimia berkabangsaan Perancis, yaitu Louis Pasteur ( 1822-1892 ). Pasteur melakukan percobaan yang merupakan penyempurnaan dari percobaan Spallanzani. Pasteur menggunakan tabung berleher. Percobaannya adalah sebagau berikut :
a)      Tabung  berleher seperti angsa diisi air kaldu. Leher angsa itu dibuat untuk menjaga adanya hubungan tabung dengan udara luar. Kemudian air kaldu dipanaskan untuk mensterilkan kemungkinan adanya mikroorganisme.
b)      Labu yang telah didinginkan diletakkan di tempat yang aman. Udara dari luar dapat masuk ke dalam labu. Karena bentuk pipa seperti leher angsa, debu dan mikroorganisme yang ada di udara menempel di dasar leher angsa, sehingga udara yang masuk ke dalam labu adalah udara yang steril. Jadi, di dalam percobaan Pasteur ini masih ada daya hidup seperti yang dipersoalkan oleh penganut paham abogenesis. Setelah dibiarkan beberapa hari, air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
c)      Tabung berisi air kaldu tersebut dipecahkan lehernya, sehingga air kaldu bersentuhan dengan udara luar secara langsung. Setelah beberapa hari disimpan, air kaldu dalam tabung menjadi busuk dan banyak mangandung mikroorganisme.
            Kesimpulan hasil penelitian Pasteur adalah mikroorganisme yang ada pada air kaldu bukan dari cairan ( benda tidak hidup ), melainkan dari mikroorganisme yang terdapat di udara. Mikroorganisme yang adad di udara itu masuk ke dalam tabung bersama-sama debu.
            Hasil percobaan Pasteur ini menggunakan teori abiogenesis. Pasteur mengajukan teori baru tentang asal-usul kehidupan. Teori ini menyatakan bahwa
1.      Setiap makhluk hidup berasal dari telur.
2.      Setiap telur berasal dari makhluk hidup.
3.      Setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Teori inilah yang dikenal sebagai teori biogenesis.
 
C.   Teori Lain
            Teori Pasteur ternyata belum memuaskan benar untuk menjawab pertanyaan tentang dari mana makhluk hidup pertama kali berasal. Bagaimana proses pembentukannya, dan dari mana makhluk hidup pertama kali terbentuk. Atas prtanyaan-pertanyaan itu muncullah berbagai teori sebagai berikut :

 
1.   Teori Kreasi Khas
            Teori menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural   ( ghaib ) pada saat istimewa. Segala spesies makhluk hidup saat ini ada sejak dahulu. Pengikut dari teori ini adalah Carolus Linnaeus dan Harun Yahya.

2.   Teori Kataklisma
            Teori ini menyatakan bahwa segala spesies diciptakan sendiri-sendiri dan berlangsung dalam periode-periode, di mana antara periode satu dengan periode yang lain terjadi bencana. Bencana-bencana itu menghabcurkan spesies-spesies sebelumnya dan memunculkan spesies baru. Pendapat ini dipelopori oleh Cuvier.

3.   Teori Kozmozoan
            Teori ini menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet bumi berasal dari mana saja. Kehidupan di bumi berasal dari protoplasma yang membentuk spora-spora kehidupan. Spora kehidupan mencapai permukaan bumi secara tidak sengaja dan berasal dari mana saj di alam ini.

4.   Teori Evolusi Biokimia
            Beberapa ilmuwan saat ini ada yang lebih cenderung berteori bahwa makhluk hidup terbentuk berdasarkan hukum fisika-kimia dan teori itu dikenal dengan teori evolusi biokimia.
            Salah satu teori yang menyatakan bahwa munculnya makhluk hidup sebagai akibat dari terjadinya evolusi biokimia adalah teori neobiogenesis atau naturalistik. Menurut teori ini, di bumi mula-mula terjadi evolusi kimia atau evolusi abiologis dan selanjutnya terjadi evolusi biologis.
Menurut teori evolusi kimia, bumi diperkirakan berusia 15 milyar tahun yang lalu. Ketika bumi terlepas dari matahari, suhu mencapai 40.000 sampai 80.000 ºC. Bumi berangsur-angsur mendingin, dimulai dari bagian luarnya. Zat-zat yang memiliki berat molekul tinggi bergerak menuju ke pusat bumi, sedangkan yang BMnya kecil berada di permukaan bumi. Gas-gas yang memiliki BM kecil terdapat di lapisan terluar bumi, membentuk atmosfer bumi. Di antara  gas-gas terdapat uap air ( H2O ), amonia ( NH4 ), karbon dioksida ( CO2 ), dan metana ( CH4 ). Ketika suhu turun dan mencapai titik kondensasi, terjadi hujan. Air sebagian besar menempati daerah rendah menjadi lautan. Maka terbentuklah sungai, danau dan lautan.
Pada tahun 1933 ilmuwan geologi, Finighrudof, menetapkan bahwa susunan kimia seluruh makhluk hidup adalah sama. Misalnya unsur-unsur hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor dan belerang.
Pada tahun 1936 ahlu biokimia Rusia, Alexander Ivanivich Oparin mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia terjadi sebelum kehidupan di bumi ini ada. Menurut Oparin, pada awalnya atmosfer bumi mempunyai zat-zat anorganik berupa uap air, amunia, karbon dioksida, dan  metana. Zat-zat tersebut bereaksi membentuk zat-zat organik dan asam amino, karena energi radiasi benda-benda angkasa dan energi listrik dari petir yang ada saat itu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap yang dimulai dari bereaksinya bahan-bahan organik yang terdapat di atfmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senya-senyawa organik kompleks.
Suhu bumi terus menurun. Ketika suhu mencapai titik kondensasi, terjadi hujan. Air hujan yang turun akan ” mencuci ” permukaan batuan bumi dan membawa larutan zat organik ke lautan yang masih panas. Para pakar menyebut lautan itum sebagai ”Sup Prabiotik ” atau Sup Primordial ( Sup Purba ).
Sup Prabiotik ini berakumulasi membentuk molekul organik kecil secara bertahap di lautan misalnya, asam amino dan nukleotida. Molekul organik kecil bergabung membentuk senyawa makromolekul misalnya, protein dan nukleat. Selanjutnya senyawa makromolekul membentuk molekul dalam bentuk tetesan yang disebut Protobion dan mempunyai ciri kimia yang berbeda dengan lingkungannya.
Dalam evolusi biologis menyatakan bahwa di atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa-senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet.
Senyawa membentuk timbunan gumpalan ( koaservat ) yang kemudian membentuk timbunan jajaran molekul lipid ( lemak ) sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai selaput sel primitif yang memberi stabilitas pada koaservat.
Tahapan Evolusi Kimia dan Biologis Berdasarkan Teori Oparin
Tahapan dalam Evolusi Kimia
a.       Sintesis gas-gas anorganik ( H2O, H2, NH3, CH4 ) muncul air karena kondensasi.
b.      Monosakarida, gliserin, asam lemak, asam amino, purin, pirimidin, ATP, glukosa dan lain-lain di lautan dan terendam di perairan ( unit pembangunan molekul sederhana ).
c.       Reaksi-reaksi kimia membentuk polisakarida, lemak, protein, enzim, nukleotida dan asam nukleat.
d.      Reaksi asam nukleat dan protein ( DNA dan RNA ), nukleoprotein yang mempunyai sifat reproduksi, mutasi, nutrisi, dan agregasi.
e.       Membran, ribosom, kromatin dan mikrotubul (makromolekul dan organel)  

Tahapan dalam Evolusi Biologis
a.       Nukleus, mitokondri, badan golgi, unit pembangun ( organel ).
b.      Individu bersel satu yang belum memiliki membran inti ( prokarita ).
c.       Sel yang mempunyai membran inti ( eukariota ).
d.      Sel yang mampu melakukan respirasi aerobik.
e.       Sel yang mampu berfotosintesis.



Pada tahun 1953 hipotesis tentang evolusi kimia didukung oleh Harold Urey dan muridnya Stanley Miller dari Universitas Chicago, Amerika Serikat. Urey menyatakan zat-zat organik terbentuk dari zat-zat anorganik. Menurut Urey, zat-zat anorganik yang ada di atmosfer berupa zat karbon dioksida, metana, amonia, hidrogen dan uap air. Semua zat itu membentuk organik karena energi petir. Murid Urey, Stanley Miller berhasilmembuktikan dugaan gurunya di laboratorium.
Menurut teori Urey, proses terbentuknya makhluk hidup dapat dijelaskan atas 4 tahapan yaitu :
Tahap 1.        Molekul metana, amonia, hidrogen dan uap air tersedia sangat banyak di atmosfer bumi.
Tahap 2.        Energi yang diperoleh dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis mengakibatkan zat-zat bereaksi membentuk molekul-molekul zat yang lebih besar.
Tahap 3.        Terbentuknya zat-zat hidup yang paling sederhana yang susunan kimianya dapat disamakan dengan susunan kimia pada virus.
Tahap 4.        Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan tahun menjadi organisme ( makhluk hidup ) yang lebih kompleks.
Miller membuat percobaan di laboratorium dengan membuat model sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan teori Urey. Miller memasukkan uap air, metana, gas hidrogen, dan karbon dioksida ke dalam tabung percobaan. Tabung tersebut dipanaskan. Untuk mengganti energi listrik halilintar ke dalam alat perangkat tersebut dilewatkan lecutan listrik bertegangan tinggi sekitar 75.000 Volt. Semua itu dimaksudkan untuk meniru kondisi permukaan bumi pada waktu terjadi pembentukan zat organik secara spontan.
Karena energi listrik, terjadilah reaksi-reaksi di dalam tabung membentuk zat-zat baru. Zat-zat yang terbentuk didinginkan dan ditampung.
Setelah percobaan berlangsung seminggu, hasil reaksi itu dianalisis. Ternyata di dalamnya terbentuk zat organik sederhana misalnya, asam amino, gula sederhana seperti ribosa dan adenin. Dengan demikian Miller dapat membuktikan bahwa zat organik dapat terbentuk dari zat-zat anorganik secara spontan.
Setelah percobaan dilakukan oleh Miller, para ahli berlomba melakukan percobaan serupa. Jika ke dalam gas itu dimasukkan fosfat maka akan terbentuk ATP ( adenin trifosfat ) yaitu senyawa berenergi tinggi.
Ada pula peneliti yang berhasil menemukan perubahan metana, amonia, hidrogen dan air menjadi molekul-molekul gula, asam amino, purin dan pirimidin. Purin dan Pirimidin merupakan zat dasar pembentuk DNA, RNA, ATP dan ADP.
Ditemukannya molekul hidup DNA dan RNA memunculkan teori yang menyatakan bahwa zat tersebut merupakan pemicu munculnya kehidupan. DNA atau RNA-kah yang terbentuk pertama kali ?
Para pakar berpendapat bahwa RNA merupakan molekul hidup yang diduga muncul pertma kali di permukaan bumi, alasannya karena RNA lebih sederhana dibandingkan dengan DNA. Selain itu RNA memiliki sifat mudah terbentuk dan mudah terurai serta dapat berfungsi sebagai enzim.
Setelah terbentuknya RNA kemudian terbentuk DNA, yang nerupakan molekul yang lebih mantap. DNA terbentuk oleh peristiwa transkripsi balik yaitu RNA membentuk DNA yang komplemen. Karena DNA lebih mantap dibandingkan dengan RNA, maka jumlah DNA semakin meningkat. Kini justru DNA dapat membentuk RNA komplemennya. RNA dapat membentuk protein yang terbentuk sesuai ” perintah ” DNA. Sejak saat itu di dalam sup prabiotik berlangsung ” aliran perintah kehidupan ” ( dogma sentral biologi ) yakni dari DNA menjadi RNA, lantas menjadi protein. Maka protein di dalam sup prabiotik akan semakin melimpah.
Asal-usul kehidupan secara singkat dapat dikatakan bahwa di dalam sup prabiotik terkandung zat-zat organik, DNA dan RNA. RNA dapat melakukan sintesis protein atas perintah DNA. Dengan demikian di dalam sup prabiotik terdapat protein. Setelah itu terbentuklah sel pertama. Sel tersebut hidup secara heterotrof, yang mendapatkan makanan  dari lingkungannya berupa zat-zat organik yang melimpah. Sel tersebut mampu membelah diri sehingga jumlahnya semakin banyak, sejak saat itu berlangsunglah evolusi biologis.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Tulisan
          Tulisan ini bersifat argumentatif. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya pemaparan-pemaparan yang berasal dari teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli sesuai dengan judul karya tulis yang diangkat.

B. Pengumpulan Informasi
          Dalm mengumpulkan informasi, penulis menggunakan metode Library Research yaitu dengan mengumpulkan sejumlah bahan bacaan yang ada hubungannya dengan judul karya tulis ini.

C. Pengambilan Kesimpulan
          Dalam pengambilan kesimpulan, penulis berpatokan kepada rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya. Kesimpulan yang diambil harus relevan dengan apa yang dibahas di dalam karya tulis ini.


BAB IV
PEMBAHASAN


Dengan adanya teori biogenesis yang dikemukakan oleh Louis Pasteur maka teori generatio spontanea pun tumbang. Akan tetapi muncul masalah baru, yaitu di manakah unsur kehidupan pertama kali timbul ? Banyak pihak yang berpendapat bahwa kehidupan muncul dari akibat reaksi-reaksi kimia yang diawali molekul berukuran kecil. Molekul-molekul satu dengan lain, dengan bantuan energi atau panas, menghasilkan molekul yang lebihn besar, atau dari senyawa anorganik menjadi senyawa organik terutama protein sebagai bahan dasar atau inti sel makhluk hidup. Kejadian secara teoritis tersebut merupakan awal terbentuknya sel yang bersifat primitif. Sel-sel tersebut yakni :

A.  Sel Prokariotik
              Sel primitif yang terbentuk adalah sek prokariotik yakni sel sederhana yang tidak memiliki membran inti. Sel primitif itu hanya memiliki membran inti. Sel primitif itu hanya memiliki membran sel. Sitoplasma yang mengandung DNA dan RNA hasil transkripsi serta zat-zat organik yang berasal dari lingkungannya sebagai makanan. Tidak ada mitokondria yang berfungsi menghasilkan energi di dalamnya. Kalau demikian, sel tersebut bersifat anaerobik. Ini sesuai dengan kondisi lingkungan saat itu yang kadar oksigennya masih rendah.

B.  Sel Autotrof
          Sel heterotrof primitif terus menerus berkambang biak sehingga bahan makana berupa bahan organik terus menipis. Kondisi demikian memaksa sel harus membuat makanan sendiri. Menbran sel atau mebran plasmanya melekuk ke dalam, membentuk lembaran-lembaran fotosintetik untuk menangkap energi sinar guna membentuk zat organik dari zat anorganik.


Maka muncullah sel autotrof sebagi cikal bakal sel tumbuhan. Munculnya sel autotrof memungkinkan terjadinya fotosintesis. Dengan ini dikemukakan berdasarkan kenyataan yang ada saat ini. Saat ini dijumpai bakteri yang mampu berfotosintesis yang dikenal sebagai bakteri fotosintetik. Bakteri fotosintetik adalah organisme prokariotik yang memiliki lamela fotosintetik sehingga mampu berfotosintesis. Diduga sel autotrof pada zaman dahulu mirip dengan bakteri fotosintetik yang hidup saat ini.
            Proses fotosintesis menghasilkan oksigen. Semakin banyak sel autotrof, semakin banyak pila oksigen yang diperlukan dan semakin banyak pula oksigen yang dikeluarkan. Proses fotosintesis menyebabkan kadar gas karbon dioksida di atmosfer semakin berkurang, sementara kadar gas oksigen semakin bertambah.

C.  Sel Eukariotik
          Organisme eukariotik diduga muncul sekitar 1,5 milyar yang lalu. Para pakar menduga organisme eukariotik bersal dari organisme eukariotik
          Di dalam sel prokariotik terdapat DNA. DNA merupakan materi genetik yang menentukan sifat organisme. Mengingat pentingnya peranan DNA, maka zat ini perlu dilindungi. Membran sel mengalami pelekukan ke dalam, sehingga mengelilingi DNA. Membran yang  berada di dalam bersatu membentuk membran nukleus dalam, sedangkan yang sebelah luar menjadi membran nukleus luar. Jadi membran yang mengelilingi DNA tadi merupakan membran rangkap.
            Hipotesis ini di dasarkan adanya kenyataan saat ini bahwa membran nukleus itu :
1.      Merupakan membran rangkap, terdiri dari membran dalam dan membran luar.
2.      Membran luar nukleus memiliki hubungan secara langsung dengan membran sel melalui retikulum endoplasma. Hubungan ini merupakan sisa-sisa membran plasma yang melekuk ke dalam. Dengan terbentuknya membran nukleus maka terbentuklah sel eukariotik. Jadi sel eukariotik merupakan hasil evolusi dari sel prokariotik.


D.   Mitokondria
            Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa sel heterotrof  yang terbentuk merupakan sel anaerobik. Mengingat energi yang dihasilkan kecil, organisme berevolusi agar dihasilkan energi yang cukup banyak. Caranya, sel melakukan respirasi secara aerobik, melalui daur Krebs. Jadi respirasi aerobik muncul kemudian setelah respirasi anaerobik.
            Untuk melakukan respirasi aerobik diperlukan alat khusus, yaitu mesosom. Mesosom adalah pelekukan membran sel ke dalam. Di dalam mesosom terdapat enzim-enzim pernafasan aerobik.
            Dengan demikian terdapat beberapa macam sel yaitu sel prokariotik anaerobik, sel prokariotik aerobik dan sel eukariotik anaerobik. Selanjutnya sel eukariotik anaerobik ” menelan ” sel prokariotik aerobik. Selanjutnya prokariotik itu hidup di dalam sel eukariotik dan melakukan simbiosis mutualisme. Sebagai sel inang  sel eukariotik mendapatkan energi dari sel prokariotik sebagai simbion, sel prokariotik mendapatkan asam piruvat dari sel inang. Simbiosis mutualisme tersebut berlangsung demikian eratnya dan dalam perkembangan selanjutnya sel prokariotik tersebut berubah dan menjadi mitokondria, yakni organel penghasil energi yang terdapat di dalam sel. Simbiosis antar sel prokariotik aerobik dengan sel-sel eukariotik anaerobik yang demikian itu dikenal sebagai endosimbiosis. Jadi mitokondria diduga berasal dari sel prokariotik aerobik yang tertelan oleh sel eukariotik anaerobik. Dugaan itu dikenal sebagai hipotesis endosimbiosis.
Dasar dari dugaan itu dari adanya kenyataan saat ini, yaitu :
1.      Mitokondria memiliki dua membran yaitu membran dalam dan membran luar. Membran dalam diduga berasal dari membran bakteri aerobik sedangkan, membran luar diduga berasal dari membran sel inang yang melekuk ke dalam ketika menelan sel bakteri.
2.      Saat ini masih ada bakteri aerobik yang memiliki mesosom sebagai penghasil energi. Diduga, sel aerobik itu mirip dengan bakteri aetobik.
3.      Di dalam mitokondria terdapat DNA yang mengontrol pembuatan polipeptida yang berbeda dengan DNA inang. DNA mitokondria mirip dengan DNA prokariotik.
4.      Polipeptida yang sintesis di dalam mitokondria digunakan sendiri oleh mitokondria tersebut. Polipeptida ini berbeda dengan polipeptida sel inang.
5.      Mitokondria mampu membelah diri seperti halnya bakteri, sehingga jumlahnya dapat bertambah banyak.
6.      Pada proses evolusi selanjutnya, sel-sel eukariotik yang aerobik ini membentuk flagel dan silia. Kingdom protista adalah organisme bersel satu dan memiliki membran inti, yangb terdiri atas Protozoa dan ganggang bersel satu.

E.   Kloroplas
            Kloroplas juga terbentuk melalui endosimbiosis. Pda waktu itu telah terbentuk sel autotrof yang diduga mirip dengan Cyanobacteria ( bakteri biru ) yang hidup sekarang. Sel purba heterotrof yang bernafas secara aerobik dan telah memiliki membran unit inti, menelan sel aurotrof yang mampu berfotosintesis. Sel autotrof yang hidup di dalamnya mendapatkan karbon dioksida dan air dari sel inangnya, sementara sel inangnya mendapatkan oksigen dan hasil-hasil fotosintesis. Simbiosis mutualisme ini sedemikian eratnya sehingga akhirnya sel autotrof menjadi kloroplas. Maka terbntuklah sel berkloroplas, berinti, memiliki mitokondria, yang merupakan cikal bakal sel tumbuhan.
Hipotesis endosimbiosis ini dikemukakan berdasarkan kenyataan yang ada sekarang, yaitu :
1.      Kloroplas memiliki membran rangkap dan membran luarnya mirip dengan struktur membran sel.
2.      Ada bakteri fotosintetik (Cyanobacteria) yang memiliki membran fotosintetik  yang mirip dengan tilakoid klorofil. Klorofil terdapat di dalam membran tilakoid.
3.      Di dalam kloroplas terdapat DNA yang juga dijumpai pada bakteri fotosintetik. DNA kloroplas memiliki fungsi tersendiri dan tidak dipengaruhi oleh DNA nukleus sel inang.
4.      Kloroplas dapat bertambah banyak melalui pembelahan, seperti halnya bakteri.
Setelah teori dari Louis Pasteur ada pula pendapat yang mengatakan bahwa kehidupan pertama terjadi di atmosfer atas dasar terbentuknya asam amino ( protein ) sebagai substansi kehidupan.
Pada suatu ketika atmosfer bumi kaya akan molekul gas karbon dioksida, metana, amonia, hidrogen dan uap air. Gas-gas tersebut tersusun dari atom-atom C, H, O dan N yang dijumpai pada asam amino, sedangkan asam amino adalah penyusun protein. Akibat loncatan bunga api listrik ketika terjadi petir dan radiasi sinar kosmik, moleku-molekul itu bereaksi membentuk asam amino. Adanya asam amino memungkin terbentuknya kehidupan. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Harold Urey ( 1893 ) ahli kimia Amerika dan Oparin ( 1929 ) ahli biokimia Rusia.
Melalui proses evolusi bentuk kehidupan yang pertama itu berkembang menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Pembentukan molekul organik kompleks pada lautan primitif merupakan awal terjadinya kehidupan baik tumbuhan maupun hewan. Tumbuhan dan hewan yang terbentuk pun memiliki bentuk awalnya masing-masing yang masih sangat sederhana, seperti :

1.   Bentuk Awal Tumbuhan
            Telah disinggung pada penjelasan sebelumnya bahwa terbentuknya mikroorganisme autotrof diduga berasal dari sel eukariotik yang menelan bakteri
fotosintetik yang membentuk sel eukariotik yang memiliki mitokondria dan berkloroplas. Bentuk awal tumbuhan diduga mirip Protista yang berflagela. Organisme yang demikian ini berevolusi menjadi alga hijau. Selanjutnya terjadi perkembangan alga bersel satu menjadi alga bersel banyak.

2.   Bentuk Awal Hewan
            Bentuk awal hewan diduga mirip Protista yang berflagela yang kemudian kehilangan kloroplasnya berkembang menyerupai flagelata yang ada sekarang. Teori lain mengatakan sel hewan berkembang dari sel eukariotik aerobik. Organisme  ini berevolusi membentuk kelompok Protozoa.
            Selanjutnya terjadi perubahan dari hewan bersel satu menjadi hewan bersel banyak. Diduga hewan bersel banyak mula-mula berbentuk bola yang berongga, dan terdiri dari satu lapisan sel-sel. Berdasarkan hipotesis, hewan ini Blastea. Namun Blastea diambil dari satu bentuk dalam perkembangan embrio yaitu Blastula.
            Alga dan protozoa yang ada sekarang ini merupakan hasil radiasi yang pertama, sedangkan blastea tidak dijumpai lagi kecuali pada bentuk blastula dalam perkembangan embrio hewan bersel banyak. Bentuk blastea memungkinkan untuk berkembang lebih jauh pada radiasi kedua dan ketiga.
            Dari penjelasan tersebut dikatakan bahwa terdapat bentuk awal dari hewan. Evolusi biologis yang semakin cepat dibandingkan dengan evolusi biologis pertama pada Protista yang hidup di laut membuatnya berevolusi. Dimulai dari Filum Porifera, Filum Cridaria dan Filum Plathyhelminthes. Plathyhelminthes bercabang tiga. Cabang pertama bercabang lagi menjadi Filum Mollusca, Filum Annelida dan Filum Arthopoda. Cabang kedua menjadi Filum Nematoda sedangkan cabang ketiga menjadi dua yaitu Filum Echinodermata dan Filum Chordata.

Evolusi invertebrata dapat diketahui bahwa evolusi vertebrata berasal dari nenek moyang berupa Echinodermata modern yang sekarang ini, misalnya bintang laut ( Asterias ), Hemichordata, Chordata primitif seperti Tunicata dan Lanceleolatus. Vertebrata modern meliputi tujuh kelas yaitu Agnatha, Condrichtyes, Ostechtyes, Amphibia, Reptilia, Aves dan Manusia.


BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Kejadian bumi telah banyak diterangkan oleh Al-Qur’an. Dijelaskan bahwa bumi awalnya adalah gas panas berangsur-angsur dingin. Hal ini dikemukakan pula di dalam Al-Qur’an yang ternyata telah ada jauh sebelum pengetahuan akan hal ini muncul.
2.      Makhluk hidup berasal dari reaksi-reaksi kimiawi yang diawali molekul berukuran kecil yang membesar akibat energi atau panas atau senyawa anorganik menjadi senyawa organik yang terjadi di atmosfer  atas dasar adanya asam amino yang tersusun dari atom-atom C, H, O dan N yang merupakan zat penyusun protein, dimana protein ini sebagai substansi makhluk hidup.
3.      Molekul-molekul sederhana substansi makhluk hidup terbentuk di atmosfer bumi yang kaya akan moleku-molekul anorganik yang berupa gas karbon dioksida, metana, amino, hidrogen dan air.
4.      Kejadian makhluk hidup diperkirakan berlangsung 4 milyar tahun yang lalu setelah bumi terbentuk 5 milyar tahun sebelumnya. Kehidupan terbentuk melalui suatu proses evolusi yang terjadi secara berangsur-angsur dalam waktu yang sangat lama.
5.      Proses pembentukan makhluk hidup itu sendiri dimulai dari adanya reaksi molekul kecil kimia dan dengan adanya energi menjadi berkembang. Setelah berkembang lebih maju dihasilkanlah asam amino. Atmosfer yang tersusun atas atom-atom yang banyak dijumpai pada asam amino. Asam amino menyusun diri membentuk substansi kehidupan yaitu protein. Dari protein ini dihasilkanlah sel-sel yang bersifat primitif.


B.  Saran
Dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar, penulis menyarankan :
1.     Materi yang diberikan secara teori agar kiranya dapat diimbangi dengan praktek sesuai materi yang terkait. Kalau bisa penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan yang membahas mengenai materi itu dapat pula dipraktekkan oleh para siwa ( i ).
2.     Penulis mengharapkan agar kiranya pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan penulisan karya tulis yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA


Abdushshamad, M. Kamil. 2002. Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur’an. Jakarta : AKBAR MEDIA EKA SARANA

Burnei, David. 1994.Concise Encyclopedia Nature. Jakarta : Grafindo Media Pratama

Burnei, David. 1997.Jendela Iptek : Kehidupan. Jakarta : Balai Pustaka

Karmana, Oman. 2007.Cerdas Belajar Biologi. Bandung : Grafindo Media Pratama

Sudarsono, Drs. 2002. Biologi 3. Surakarta : PT PABELAN

Tanpa nama,judul tulisan dan tanggal
http : // www.wikipedia. Com

RIWAYAT HIDUP
Usnamaulidawardianti Usman. Tempat tanggal lahir, Ujung  Pandang 30 Agustus 1993. Alamat Btn. Sompu Raya Permai blok G/2 Kecamatan Pattallassang Kab.Takalar. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara dari pasangan Drs. Usman Susaleh, MM.  dan Hj. St. Muliana.
Penulis mulai masuk sekolah dasar di SDN. No. 1 Centre Pattallassang pada tahun 1999, kemudian lulus pada tahun 2005 dan melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 takalar. Setelah lulus SMP pada tahun 2008 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri.1 takalar. Sekarang penulis masih berusaha untuk belajar dan terus belajar untuk mencapai cita – cita yang ia inginkan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Prikanan Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates